Imbas Rusia Invasi Ukraina: Rubel Anjlok, Peringkat Utang Masuk Level Sampah

4 Maret 2022 15:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koin dan uang kertas rubel Rusia di sebelah tanda rubel Rusia. Foto: Kirill K / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Koin dan uang kertas rubel Rusia di sebelah tanda rubel Rusia. Foto: Kirill K / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kondisi keuangan Rusia makin parah usai invasi Ukraina. Nilai mata uang atau kurs Rusia, Rubel, terhadap dolar AS telah merosot ke level terendah pada hari Kamis (3/3).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, peringkat utang Rusia pun kini dinilai tak layak untuk investor. Dikutip dari Reuters, Jumat (4/3), Fitch dan Moody's menurunkan peringkat utang Rusia menjadi status "Junk" atau sampah, karena kedua lembaga pemeringkat itu menilai langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral dan Kementerian Keuangan Rusia telah gagal menghentikan penurunan mata uang mereka.
Pasar keuangan Rusia juga mengalami kekacauan akibat sanksi yang dijatuhkan atas invasinya ke Ukraina. Invasi tersebut merupakan serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia II. Di sisi lain pasar saham juga tetap ditutup untuk menghindari panic selling yang menyebabkan indeks makin merosot.
Berdasarkan data Reuters, nilai Rubel berakhir pada level 106,01 per dolar AS pada penutupan Rabu, setelah mencapai rekor terendah intraday di 118,35, turun lebih dari 10 persen pada hari itu. Sementara terhadap Euro, Rubel juga ditutup turun lagi 1,9 persen di level 117,60.
ADVERTISEMENT
Di pasar luar negeri, Rubel sempat diperdagangkan pada level 110 per dolar, turun 9,1 persen kemarin.
“Anda tahu perdagangan semakin buruk ketika Bank of England dan Bank Sentral Eropa berhenti menerbitkan kutipan pada nilai tukar Rubel," kata Brian Jacobsen, ahli strategi investasi senior untuk solusi multi-aset di Allspring Global Investments.
Orang-orang mengantre untuk menggunakan mesin uang ATM di Saint Petersburg, Rusia, Minggu (27/2/2022). Foto: Anton Vaganov/REUTERS
Invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan telah menimbulkan peringatan mengerikan tentang ekonomi Rusia. JPMorgan memperkirakan ekonomi Rusia akan terkontraksi 35 persen pada kuartal kedua 2022.
Di sisi lain, bank sentral Rusia memberlakukan komisi (mengambil keuntungan) hingga 30 persen bagi setiap pembelian mata uang asing oleh individu di bursa mata uang. Ini merupakan langkah untuk mengekang permintaan dolar AS.
ADVERTISEMENT
Bank sentral Rusia mengatakan, tidak akan mengungkapkan perubahan cadangan emas dan valasnya selama tiga bulan ke depan. Sedangkan Kementerian Keuangan Rusia mengatakan, pihaknya menghentikan pembelian mata uang asing dan emas tahun ini sebagai bagian dari penangguhan sebagian aturan fiskal. Ini sebagai langkah yang juga bertujuan untuk mengurangi tekanan pada Rubel.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap nasionalis berbahaya.
Sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina pada 24 Februari, Rubel turun hampir 30 persen terhadap dolar AS. Pemerintah telah memerintahkan eksportir Rusia untuk mengubah 80 persen dari pendapatan valuta asing mereka menjadi rubel dalam upaya lain untuk menopang mata uang lokal. Sayangnya orang-orang masih mengantre di bank untuk membeli dolar karena rubel merosot.
ADVERTISEMENT
Pada hari Kamis, National Settlement Depository Rusia mengatakan pembayaran kupon obligasi pemerintah OFZ Rusia yang jatuh tempo pada hari Rabu hanya dilakukan kepada investor lokal. Sebab bank sentral telah melarang pembayaran kupon kepada investor asing.
Moskow menghalangi investor asing, yang memiliki saham dan obligasi Rusia senilai puluhan miliar dolar, untuk keluar dari kepemilikan tersebut. Untuk sementara waktu, pemerintah juga melarang perusahaan Rusia membayar dividen kepada pemegang saham di luar negeri, tanpa mengatakan berapa lama pembatasan akan berlangsung.
Perdagangan di bagian saham Bursa Moskow sebagian besar tetap ditutup pada hari Kamis, ini merupakan hari keempat pembatasan yang diperintahkan oleh bank sentral.
Fitch mengatakan sanksi AS dan Uni Eropa yang melarang transaksi dengan Bank Rusia akan memiliki dampak yang jauh lebih besar pada fundamental kredit Rusia daripada sanksi sebelumnya. Moody's mengatakan beratnya sanksi telah melampaui ekspektasi awal Moody dan akan memiliki implikasi kredit material.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, S&P telah menurunkan peringkat Rusia menjadi sub-investment grade minggu lalu. Pada hari Rabu, penyedia indeks FTSE Russell dan MSCI mengatakan mereka akan menghapus ekuitas Rusia dari semua indeks mereka, setelah eksekutif MSCI awal pekan ini mengatakan bahwa pasar saham Rusia tidak dapat diinvestasikan.