Imbas Rusia Serang Ukraina, ICP Januari Melonjak Jadi USD 85,89 per Barel

9 Februari 2022 19:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengecek saluran pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengecek saluran pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) di Januari 2022 sebesar USD 85,89 per barel. ICP bulan lalu naik USD 12,53 per barel dibandingkan Desember 2021 seharga USD 73,36 per barel.
ADVERTISEMENT
Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 11.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Januari 2022 yang diteken 2 Februari 2022.
"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Januari 2022 ditetapkan sebesar USD 85,89 per barel," bunyi diktum ketiga Kepmen tersebut, dikutip kumparan Rabu (9/2).
Menurut Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu terdapat peningkatan risiko geopolitik di beberapa negara. Pertama, potensi invasi Ukraina oleh Rusia yang dapat mengganggu pasokan minyak dan gas khususnya di negara-negara Eropa.
Kemudian, Kazakhstan sebagai salah satu negara OPEC+ dengan produksi 1,6 juta barel per hari, mengalami kendala logistik yang berpotensi menyebabkan penurunan produksi pasca demonstrasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar. Penyebab lain yaitu produksi minyak mentah Libya hanya di kisaran 700 ribu barel per hari dari potensi produksi sekitar 1,2 juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
Libya diketahui mengalami penurunan produksi minyak terendah dalam 14 bulan terakhir akibat blokade di lapangan minyak utama area barat dan disertai perbaikan pipa yang menghubungkan Lapangan Samrah dan Dahra ke terminal Es Sider, berkapasitas 350 ribu barel per hari.
Selanjutnya, Uni Emirat Arab (UEA) sebagai negara produsen minyak OPEC tertinggi ketiga di dunia mengalami serangan drone dan misil yang mematikan dari pemberontak Yemeni Houthi di depot bahan bakar Mussafah, ADNOC, dan bandara internasional UEA.
Seorang veteran dari batalyon Pengawal Nasional Ukraina Azov melakukan pelatihan militer untuk warga sipil di tengah ancaman invasi Rusia di Kyiv, Ukraina, Minggu (30/1/2022). Foto: Gleb Garanich/REUTERS
Faktor lainnya adalah terjadinya ledakan pipa di Turki dengan kapasitas penyaluran sebesar 450 ribu barel per hari minyak dari Utara Irak ke Pelabuhan Ceyhan-Mediteranian sehingga memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak. Terakhir, kenaikan harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh ICE Brent mengalami backwardation tertinggi dalam 8 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi Crude Troughput Singapura mengalami peningkatan 1,4 persen di akhir Januari 2022 dibandingkan akhir Desember 2021, menjadi 1,17 juta barel per hari atau 83,5 persen dari kapasitas nasional sebesar 1,39 juta barel per hari.
Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat peningkatan impor minyak mentah sebesar 47 persen menjadi 601,840 mt dan impor kondensat pertama di Kilang Cilacap sejak 2014.
Terkait permintaan minyak dunia, berdasarkan Laporan International Energy Agency atau IEA Januari 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2021 dan 2022 sebesar 200 ribu barel per hari, menjadi 5,5 juta barel per hari pada 2021 dan 3,3 juta barel per hari pada 2022 yang dipicu oleh relaksasi pembatasan Covid.
ADVERTISEMENT
“Komite penasihat OPEC+ melaporkan implikasi Omicron akan pertumbuhan permintaan dunia akan terbatas. Lebih lanjut, Sekretaris Jendral OPEC, Haitham Al-Ghais menyampaikan bahwa permintaan minyak dunia akan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada akhir 2022,” demikian kutipan dari exsum tersebut.
Adapun total produksi dan stok minyak dunia berdasarkan IEA, produksi minyak OPEC+ pada Desember 2021 lebih rendah 790 ribu barel per hari dari yang dijanjikan. Sementara menurut Laporan Mingguan Energy Information Administration (EIA), stok Amerika Serikat turun 1,7 juta barel dibandingkan akhir bulan sebelumnya menjadi 416,2 juta barel.
Lalu berdasarkan Joint Organization Data Initiative, stok minyak mentah Saudi Arabia turun 4,43 juta barel menjadi 132,38 juta barel pada bulan November 2021, rekor terendah setidaknya dalam 3 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT