IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Dunia Jadi 2,8 Persen Imbas Tarif Trump

23 April 2025 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi International Monetary Fund (IMF). Foto: Maxx-Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi International Monetary Fund (IMF). Foto: Maxx-Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 menjadi 2,8 persen atau turun dari prediksi sebelumnya 3,6 persen.
ADVERTISEMENT
Penurunan tajam ini dipicu oleh lonjakan tarif impor Amerika Serikat yang diumumkan sejak awal tahun dan ketegangan dagang yang kian meningkat, terutama di bawah kebijakan Presiden Donald Trump.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas menjelaskan, lonjakan tarif impor disertai ketidakpastian kebijakan membebani prospek ekonomi dunia secara signifikan sejak awal tahun.
“Kita sedang memasuki era baru saat sistem ekonomi global yang telah berjalan selama 80 tahun terakhir. [saat ini] sedang diatur ulang [restart],” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip Rabu (23/4).
Sejak akhir Januari, AS telah mengumumkan sejumlah tarif impor baru yang berpuncak pada 2 April. Hampir semua produk dari negara mitra dikenai bea masuk tambahan.
Sebagai balasan, sejumlah negara juga menaikkan tarif untuk produk asal AS. Gourinchas mencatat, tarif efektif Amerika Serikat kini telah melampaui level yang terakhir terjadi lebih dari 100 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
IMF menilai, peningkatan tarif ini menimbulkan guncangan bagi rantai pasok global serta menurunkan daya beli dan investasi di berbagai negara.
Dalam proyeksi dasarnya, IMF memperkirakan pertumbuhan global hanya akan mencapai 2,8 persen tahun ini dan 3 persen tahun depan penurunan kumulatif sebesar 0,8 poin persentase dari proyeksi Januari.
Salah satu skenario alternatif pertumbuhan ekonomi pada tahun ini apabila tanpa adanya kebijakan tarif Trump seharusnya hanya sedikit turun ke 3,2 persen.
Namun, dalam kenyataannya, ketegangan perdagangan terus membayangi pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
“Jika ketegangan dagang dan ketidakpastian ini terus berlanjut, maka pertumbuhan global akan melambat secara signifikan,” ungkap Gourinchas.
Perdagangan Melambat
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Long Beach, California, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Frederic J. Brown/AFP
Saat ini, meskipun pertumbuhan global masih jauh dari level resesi, semua kawasan diperkirakan akan terdampak negatif tahun ini dan tahun depan.
ADVERTISEMENT
Proses penurunan inflasi global masih berlangsung, tetapi dengan laju yang lebih lambat, di mana inflasi direvisi naik sebesar 0,1 poin persentase untuk kedua tahun tersebut.
Ketegangan dagang ini akan sangat mempengaruhi perdagangan global. Kami memperkirakan pertumbuhan perdagangan dunia akan turun drastis, dari 3,8 persen tahun lalu menjadi hanya 1,7 persen tahun ini.
Untuk AS sendiri, tarif dipandang sebagai guncangan pasokan yang menggerus produktivitas dan output secara permanen serta meningkatkan tekanan inflasi secara sementara.
“Tarif-tarif ini merupakan guncangan pasokan yang mengurangi produktivitas dan output secara permanen, serta meningkatkan tekanan harga secara sementara,” ujar Gourinchas.
Ia menambahkan, risiko terhadap perekonomian global kini meningkat signifikan, dengan peluang resesi global naik dari 17 persen pada Oktober menjadi 30 persen.
ADVERTISEMENT
Namun, ia juga menegaskan bahwa peluang perbaikan tetap terbuka apabila negara-negara memilih meredakan kebijakan dagang yang agresif dan menciptakan stabilitas baru.
“Prospek pertumbuhan bisa langsung membaik jika negara-negara melunak dari kebijakan dagang mereka saat ini dan mempromosikan lingkungan perdagangan yang baru, jelas, dan stabil,” katanya.
IMF juga menyoroti perlunya kerja sama global dan konsolidasi fiskal domestik guna menstabilkan kondisi makroekonomi di tengah tekanan geopolitik dan ketidakpastian kebijakan yang tinggi.