IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Bagaimana Dampaknya ke RI?

10 April 2019 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pertumbuhan Ekonomi Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,3 persen, dari sebelumnya 3,5 persen di tahun ini. Sejumlah risiko global seperti ketegangan perang dagang hingga Brexit masih menjadi penghambat ekonomi.
ADVERTISEMENT
Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Anton Hendranata mengatakan, perekonomian Indonesia tak akan terpengaruh oleh penurunan proyeksi IMF tersebut. Dia optimistis, konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen terbesar dalam pertumbuhan ekonomi, akan tetap tumbuh tinggi di tahun ini.
Apalagi saat ini Indonesia menghadapi tahun politik dan adanya Pemilihan Umum (Pemilu) yang dapat mendorong kenaikan konsumsi rumah tangga.
"Buat Indonesia dengan momen Pilpres, inflasinya yang relatively terjaga, saya kira kita masih bisa cukup kuat di konsumsi rumah tangganya, strong. Jadi kalau kita mau tumbuh sedikit lebih baik dibandingkan 2018, masih ada ruang untuk itu," ujar Anton di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/4).
Pekerja beraktivitas pada proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
Selain itu, pemerintah pun telah mengambil ancang-ancang untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Salah satunya adalah mengucurkan belanja bantuan sosial (bansos).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan realisasi APBN hingga akhir Februari 2019, belanja bansos mencapai Rp 23,6 triliun. Angka ini meningkat hingga 70,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 13,9 triliun.
"Kemudian pemerintah cukup menyadari itu, makanya untuk masyarakat level bawah dijagain banget daya belinya. Bansosnya itu lumayan cukup besar kan 2019," kata dia.
Anton pun meyakini, investasi masih akan mengalir di dalam negeri selama tahun ini. Ini ditandai dengan derasnya aliran dana asing yang masuk ke domestik. Bahkan Bank Indonesia (BI) pun memberikan proyeksi, aliran dana asing akan semakin bertambah usai Pemilu.
Ditemui dalam kesempatan yang berbeda, Wakil ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menuturkan, perekonomian Indonesia masih akan kuat di tahun ini. Sehingga pemangkasan pertumbuhan ekonomi global diyakini tak berdampak signifikan terhadap ekonomi domestik.
ADVERTISEMENT
"Jadi menurut saya, Indonesia tidak akan terlalu berdampak, ya sedikit pengaruh pasti ada. Tapi kita sudah siap. Dan kita bisa resilient menghadapi itu," katanya.
Pekerja melakukan pelipatan kertas suara pilpres di Gudang KPU, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Dia pun menegaskan, kalangan pengusaha juga tak menunda untuk menanamkan dananya di Indonesia. Shinta menyebutkan, pengusaha masih berpandangan positif terhadap perekonomian Indonesia.
"Iya, saya rasa itu sudah cukup kuat, dan saya rasa elemen-elemen yang sudah dijadikan fondasi dari fundamental economi Indonesia kan juga cukup kuat," tambahnya.
Selain memangkas ekonomi global, IMF juga memangkas perekonomian di negara berkembang menjadi 4,4 persen di tahun ini dan 4,8 persen di 2020. Angka ini turun 0,1 persen dibandingkan proyeksi Januari 2019 sebesar 4,5 persen di 2019 dan 4,9 persen di 2020.
ADVERTISEMENT
IMF menilai, risiko pertumbuhan global terus tumbuh, namun dalam tingkatan yang wajar. Lembaga pembiayaan internasional ini pun tak melihat adanya resesi global.
Risiko global tersebut masih disebabkan oleh ketegangan perdagangan AS-China yang kian memanas. Hal ini dinilai akan mengganggu rantai pasokan global.