IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI, Sri Mulyani Yakin Tetap 5 Persen

24 April 2025 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengahdiri cara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengahdiri cara sarasehan ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta pada Selasa (8/4/2025). Foto: @SekretariatPresiden
ADVERTISEMENT
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di 4,7 persen pada 2025 atau turun dibanding prediksi sebelumnya di 5,1 persen.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan perekonomian Indonesia masih berpotensi kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.
“Ke depan, ekonomi Indonesia akan berpeluang untuk terus tumbuh secara berkesinambungan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Kamis (24/4).
Sri Mulyani mengatakan pemangkasan proyeksi sebesar 0,4 poin persentase oleh IMF ini masih tergolong lebih kecil jika dibandingkan dengan negara lain.
Sebagai perbandingan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Vietnam 0,9 poin, Filipina 0,6 poin, dan Meksiko bahkan minus 1,7 poin.
“Koreksi sebesar 0,4 poin persentase ini lebih rendah dibandingkan negara-negara dengan paparan perdagangan internasional dan hubungan ekonomi ke AS yang lebih besar,” jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani optimistis ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh solid pada kuartal I 2025. Menurutnya, laju pertumbuhan didorong oleh kuatnya konsumsi masyarakat yang mendapat sokongan dari belanja pemerintah, mulai dari pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), program bantuan sosial, hingga berbagai insentif menjelang dan selama momen Lebaran 1445 H.
ADVERTISEMENT
Selain konsumsi, sektor investasi juga memberikan sinyal positif. Proyek-proyek strategis nasional yang terus berjalan di berbagai wilayah, serta peningkatan pembangunan properti swasta dinilai akan menjadi motor penggerak investasi dalam waktu dekat.
“Investasi swasta masih kuat, terlihat dari optimisme produsen yang tercermin dalam aktivitas manufaktur Indonesia yang tetap berada di zona ekspansif,” ujar Sri Mulyani.
Di sisi lain, investasi nonbangunan juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan, terlihat dari meningkatnya impor barang modal seperti alat-alat berat.
Sementara itu, kinerja ekspor Indonesia mengalami perbaikan pada Maret 2025, terutama untuk komoditas utama seperti crude palm oil (CPO), besi dan baja, serta mesin dan peralatan listrik. Untuk memperluas jangkauan pasar, pemerintah aktif menjajaki peluang ekspor ke kawasan strategis seperti ASEAN, negara-negara BRICS, dan Eropa sebagai langkah antisipasi terhadap kebijakan tarif balasan dari Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar 5 persen,” tutur Sri Mulyani.