IMF: RI Berhasil Naikkan PDB 4 Kali Lipat dan Kurangi Kemiskinan 10 Kali Lipat

30 Desember 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IMF. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IMF. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
International Monetary Fund (IMF) mencatat selama dua dekade terakhir, Indonesia telah meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4 kali lipat menjadi USD 1,4 triliun dan memberantas kemiskinan 10 kali lipat.
ADVERTISEMENT
"Selama dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami transformasi yang luar biasa. Telah meningkatkan PDB-nya empat kali lipat, menjadi USD 1,4 triliun," jelas IMF dalam keterangan resminya, dikutip Senin (30/12).
Di samping itu, menurut IMF, porsi penduduk yang hidup dengan kurang dari USD 2,15 per hari telah turun sepuluh kali lipat, menjadi kurang dari 2 persen.
Kini, Ibu kota Jakarta, pendapatan rata-rata hampir sama dengan di Polandia dan tidak jauh dari Portugal.
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) terlihat berjualan di jalur pejalan kaki di Jalan Blora, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
IMF mencatat, keberhasilan itu bertepatan dengan masa jabatan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan (Menkeu). Diketahui, pertama kali Sri Mulyani memangku jabatan Menkeu pada tahun 2005, di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kemudian, setelah bekerja sebagai direktur pelaksana di Bank Dunia pada tahun 2010–16, ia kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di bawah Presiden Joko Widodo. Ia diangkat kembali pada bulan Oktober, ketika presiden ketiga, Prabowo Subianto, mulai menjabat," tulis IMF.
ADVERTISEMENT
Menurut IMF, Menkeu Sri Mulyani memainkan peran penting dari krisis keuangan global hingga pandemi COVID-19. IMF berpendapat, Sri Mulyani mengarahkan Indonesia melewati guncangan ekonomi dan telah menjadi sosok yang menenangkan bagi investor domestik dan asing.
"Ia memperkuat fondasi ekonomi makro negara, memperluas basis pajak, dan membatasi subsidi yang menghabiskan anggaran. Di Kementerian Keuangan, ia menetapkan standar tinggi, menyingkirkan mereka yang malas bekerja dan yang malas bekerja," imbuh IMF dalam keterangan resminya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti pelantikan menteri dan kepala lembaga tinggi negara Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Sri Mulyani dalam wawancaranya bersama IMF mengatakan, mengembalikan stabilitas ekonomi makro dan kredibilitas kebijakan ekonomi makro merupakan faktor terpenting pertumbuhan dan akselerasi ekonomi.
"Kami membentuk bank sentral yang independen dan mengkonsolidasikan pengawasan dan pemantauan sektor keuangan. Kami telah bersikap hati-hati secara fiskal dalam hal defisit anggaran dan rasio utang terhadap PDB," ucap Sri Mulyani, dikutip Senin (30/12).
ADVERTISEMENT
Menkeu Sri Mulyani menyebut, Indonesia menciptakan infrastruktur pasar agar lebih kompetitif. Sri Mulyani mengaku membuka diri terhadap perdagangan internasional.
"Baru-baru ini, kami merevisi undang-undang investasi. Kami melakukannya selama pandemi COVID-19, ketika dunia dilanda krisis. Indonesia memanfaatkan krisis tersebut untuk mendorong reformasi lebih lanjut," ujar dia.
"Kami juga berinvestasi dalam infrastruktur jalan raya, pelabuhan, listrik, telekomunikasi untuk menutup kesenjangan daya saing dengan negara-negara tetangga," lanjutnya.