Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
IMF Sebut Harga Batu Bara Terlalu Rendah, Padahal Sumbang 60 Persen Polusi Udara
29 Agustus 2023 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
International Monetary Fund atau Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut harga batu bara terlalu rendah. Padahal, batu bara menyumbang 60 persen polusi udara hingga pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan IMF Fossil Fuel Subsidies Data: 2023 Update, secara global, 80 persen konsumsi batu bara masih dihargai di bawah harga efisiennya.
"Penetapan harga (batu bara) terlalu rendah. Padahal batu bara menyumbang hampir 60 persen polusi udara dan pemanasan global," tulis laporan tersebut, dikutip Selasa (29/8).
IMF mengungkapkan, biaya produksi batu bara secara global sangat bervariasi. Tergantung kualitas dan aksesibilitas lokasi ekstrasi. Dari sekitar USD 3 per gigajoule (GJ) di 2021 menjadi USD 11 per GJ pada 2022.
Lebih lanjut, harga bahan bakar (batu bara) umumnya sebesar biaya produksi. Kecuali Brasil dan Indonesia yang harganya berada di bawah biaya produksi.
"Brasil dan Indonesia harga (bahan bakar batu bara) sedikit di bawah biaya pasokan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, total subsidi bahan bakar fosil secara global senilai USD 7 triliun di 2022. Angka tersebut setara dengan 7,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.
Secara rinci, subsidi eksplisit (biaya produksi rendah) mencapai 18 persen total subsidi. Sementara subsidi implisit (biaya lingkungan rendah dan pajak konsumsi) mencapai 82 persen.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan penyebab kualitas udara di Jabodetabek yang jelek. Jokowi mengatakan, penyebabnya di antaranya karena kemarau panjang hingga aktivitas industri yang menggunakan batu bara.
"Antara lain kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi serta pembuangan emisi dari transportasi dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," kata Jokowi dalam pengantar ratas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8).
ADVERTISEMENT
Per tanggal 12 Agustus 2023 kualitas udara di Jakarta berada di angka 156 dengan keterangan yang tidak sehat. Untuk itu, Jokowi memberikan sejumlah catatan agar kualitas udara di Jabodetabek dapat diperbaiki.