Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Impor 11 Trainset KRL dari China Bakal Datang di Semester I 2025
30 Januari 2025 20:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama KCI, Asdo Artriviyanto, mengatakan total armada KRL masih defisit untuk kebutuhan pergerakan penumpang di tahun 2025. Sehingga diharapkan pengadaannya bisa dimulai di awal 2025.
Asdo menjelaskan impor KRL akan datang bertahap setiap bulannya sebanyak 1-2 trainset mulai awal 2025, dan akan rampung seluruhnya sebanyak 11 trainset di Juni 2025.
"Impor dari China ini yang sanggup 13 bulan dan rencana akan dipercepat penyelesaian dan pengirimannya. Sesuai dengan time deliver ini akan selesai di Juni 2025, artinya di semester I 2025 akan datang," kata Asdo saat konferensi pers Gapeka 2025, Kamis (30/1).
Namun, kata Asdo, trainset impor tersebut masih harus dilakukan uji dinamis 4 ribu kilometer melintasi Jabodetabek. Dengan begitu, penambahan kapasitas baru akan terasa di paruh kedua 2025.
ADVERTISEMENT
Selain armada impor, pengadaan KRL baru juga diproduksi dari PT INKA (Persero) sebanyak 12 trainset yang juga akan datang di tahun ini. Sehingga total pengadaan KRL baru mencapai 23 unit.
"Jadi 11 (trainset) dari CRRC China dan ada 12 trainset dari INKA di tahun ini. Jadi total ada 23 KRL baru nanti. Mudah-mudahan di semester II 2025 nanti akan terasa dampak peningkatan kapasitasnya," ungkap Asdo.
Selain pengadaan KRL baru, KCI juga melakukan peremajaan armada alias retrofit yang dilakukan oleh PT INKA (Persero). Targetnya ada 2 trainset yang rampung di November 2025.
Asdo mengatakan kebutuhan investasi baik pengadaan maupun retrofit KRL mencapai Rp 9,1 triliun. Komposisi pendanaan yakni 60 persen Penyertaan Modal Negara (PMN) dan 40 persen pinjaman atau loan.
ADVERTISEMENT
"Loan KCI sebesar Rp 3,6 triliun. Untuk mendanai impor ini hanya cukup Rp 2,8 triliun, artinya nanti full PMN Rp 5,3 triliun dari pemerintah itu semua untuk membayar INKA, plus bagian loan dari KCI untuk memenuhi pembayaran INKA," tutur Asdo.