Impor Beras-Gula Pasir Anjlok, Bea Masuk Kuartal I 2025 Turun 5,8 Persen

7 Mei 2025 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog, Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/5/2024). Foto: Yudi Manar / ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog, Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/5/2024). Foto: Yudi Manar / ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Askolani mencatat penurunan bea masuk pada kuartal I 2025 sebesar 5,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) menjadi Rp 11,3 triliun. Penurunan ini akibat rendahnya nilai impor sejumlah komoditas, seperti beras dan gula pasir.
ADVERTISEMENT
“Pada 2024 kita masih lakukan impor yang dilakukan oleh Bulog, tapi di 2025 ini kuota itu tidak diberikan lagi, sehingga kemudian dari sisi kepabeanan tidak ada biaya masuk dari kegiatan, tidak melakukan importasi baru di 2025,” kata Askolani dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (7/5).
Secara rinci, impor padi dan beras pada kuartal I 2025 senilai Rp 61,7 miliar, anjlok 93,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga realisasi bea masuk komoditas ini turun 92,1 persen.
Sementara impor gula pasir Rp 499 miliar, turun 33,4 persen dari tahun sebelumnya. Sementara realisasi bea masuk gula pasir turun 16,7 persen.
Selain itu, ada juga komoditas impor kendaraan bermotor, khususnya untuk yang kendaraan listrik yang mencapai Rp 1,64 triliun, naik 45,9 persen (yoy). Namun bea masuknya turun 10,5 persen karena pemerintah memberikan insentif pembebasan bea masuk bagi kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
“Kebijakan dari pemerintah untuk yang EV ini mendapatkan insentif biaya masuk, sehingga kemudian tarifnya 0. Walaupun volumenya banyak, tapi kemudian oleh tarif biaya masuknya 0, ini menyebabkan bea masuk kita di 2025 ini lebih kecil dari kendaraan bermotor dibandingkan di tahun 2024,” jelasnya.