Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah Petani

3 April 2024 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bulog Inspeksi Lokasi Pembelian Daging di India, memastikan daging kerbau beku impor bebas PMK. Foto: Bulog
zoom-in-whitePerbesar
Bulog Inspeksi Lokasi Pembelian Daging di India, memastikan daging kerbau beku impor bebas PMK. Foto: Bulog
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pertanian (Kementan) menanggapi soal Perum Bulog tidak mendapatkan izin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Kementan, Syamsul Ma’arif, mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa izin impor hanya diberikan pada PT Berdikari dan PT PPI.
ADVERTISEMENT
“Rakortas pertama 13 Desember 2023 memutuskan impor daging kerbau hanya menyebutkan pelaksanaan oleh BUMN. Kemudian Rakortas kedua pada tanggal 28 Maret 2024 memutuskan penugasan impor daging kerbau kepada PT Berdikari dan PT PPI. Jadi begitu keputusan pemerintah selaku regulator,” tegas Syamsul melalui keterangan tertulis, Rabu (3/4).
Syamsul menilai sebenarnya saat ini beban Bulog juga cukup berat. Ia menganggap Bulog dalam menyerap hasil panen jagung dan gabah petani kurang maksimal. Sehingga sebaiknya tidak menambah beban perusahaan dengan impor kerbau.
“Importasi jutaan ton beras saat ini sepertinya belum maksimal. Begitu pula serap jagung masih macet. Sebaiknya fokus bisnisnya membantu petani dalam negeri. Toh impor daging kerbau juga dilakukan oleh BUMN juga,” ujar Syamsul.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Bulog memperkuat penyerapan dan distribusi hasil panen raya petani. Bulog diharapkan mampu membeli gabah panen dengan harga yang menguntungkan bagi para petani.
Saat ini Kementan sedang fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas yang ditargetkan adalah padi dan jagung sebagai komoditi strategis nasional.
"Jangan sampai kita terlalu bersemangat pada impor daging kerbau tapi serap gabah dan jagung hasil panen raya petani malah tidak berdaya," tutur Amran.