Impor Gandum Mahal, Harga Mi Instan Mulai Naik

14 Juli 2022 14:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo salurkan bantuan bagi sejumlah pedagang di Pasar Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo salurkan bantuan bagi sejumlah pedagang di Pasar Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prediksi Presiden Jokowi tentang potensi naiknya harga mi instan imbas dari mahalnya gandum di pasar global mulai terbukti. Pantauan kumparan di beberapa warung kelontong, harga jual makanan sejuta umat ini sudah melonjak.
ADVERTISEMENT
Misalnya, salah satu warung kelontong di Cilandak, Jakarta Selatan, kini menjual harga mi instan Rp 3.500 per bungkus. Menurut Yuni salah satu pemilik warung kelontong mengatakan bahwa kenaikan harga ini sudah terjadi beberapa minggu lalu.
“Mi naik sudah beberapa minggu inilah, bahkan bukan mi instan saja semuanya ikut naik, terigu aja naik kok,” ujar Yuni kepada kumparan, Kamis (14/7).
Di warung Yuni, mi instan merek Indomie goreng yang sebelumnya dijual Rp 3.000, kini menjadi Rp Rp 3.500 per bungkus. Sementara Mie Sedaap kini dijual Rp 10.000 untuk tiga bungkus.
Selain itu, di Indomaret Haji Batong, Jakarta Selatan, harga mi instan di jual mulai dari Rp 3.100 hingga Rp 3.300 per bungkus. Mi instan tersebut dari merek Indomie dan Mie Sedaap.
ADVERTISEMENT

Harga Gandum Naik Lebih dari 60 Persen

Dikutip dari Market Insider, harga Gandum hari ini berada di level USD 344,25 per ton atau naik 65,31 persen jika dibandingkan tahun lalu. Pada Mei 2022, harga gandum sempat menyentuh level tertinggi yaitu USD 522,29 per ton.
ilustrasi mi instan cup Foto: shutter stock
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Tepung Terigu (Aptindo) Ratna Sari Loppies menyebut harga gandum internasional saat ini memang sudah naik gila-gilaan, lebih dari 60 persen. Hal ini langsung berdampak pada biaya produksi gandum pada mi instan yang menurutnya juga naik di kisaran 60 persen.
Kenaikan ini menyebabkan harga mi instan ikut naik. Menurut Ratna kenaikan ini disebabkan karena kenaikan pada beberapa komoditas seperti gandum, minyak goreng, dan energi.
ADVERTISEMENT
“Mie instan naik akibat faktor bahan baku gandum, minyak goreng, dan energi. Ini berlaku di seluruh dunia dan di banyak komoditi,” ujar Ratna kepada kumparan.

RI Impor 11 Juta Ton Gandum dari Eropa

Sebelumnya, Jokowi sudah mewanti-wanti harga mi instan akan naik, imbas konflik geopolitik di Eropa. Sebab, Indonesia masih ketergantungan pada impor gandum yang di antaranya disuplai dari Rusia dan Ukraina.
"Tapi hati-hati, yang namanya komoditas pangan dunia ini naik semuanya utamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton, impor gandum kita. Ini hati-hati,” kata Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7).
Produksi gandum global sebesar 30 hingga 40 persen diproduksi dari Rusia, Ukraina dan Belarusia. Jokowi mengatakan ketika dirinya ke Ukraina menemui Presiden Zelenskyy, mendapatkan informasi bahwa stok gandum di Ukraina mencapai 22 juta ton tidak bisa diekspor.
ADVERTISEMENT
"Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton artinya stoknya sudah 77 juta ton. Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin ada berapa stok di Rusia, 137 juta ton. Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia,” kata Jokowi.