INA Sudah Kumpulkan Rp 400 T Investasi untuk 4 Sektor Utama di Indonesia

13 Juli 2023 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan  Kerjasama Investasi dan Pengoperasian Belawan New Container Terminal (BNCT) Pelindo dengan Konsorsium INA-DP World, Jumat (23/6/2023). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan Kerjasama Investasi dan Pengoperasian Belawan New Container Terminal (BNCT) Pelindo dengan Konsorsium INA-DP World, Jumat (23/6/2023). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Indonesia Investment Authority (INA) mencatat sudah menandatangani persetujuan untuk berinvestasi di Indonesia lebih dari USD 25 miliar atau lebih dari Rp 400 triliun yang akan disalurkan ke empat sektor utama, yaitu infrastruktur, kesehatan, digital, dan energi.
ADVERTISEMENT
Adapun INA merupakan lembaga pengelola investasi, dana abadi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia.
Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah mengatakan INA memiliki mandat ganda membangun kekayaan bagi generasi masa depan dan membantu pembangunan secara berkelanjutan dengan pembiayaan alternatif bukan utang.
Sejauh ini, kata Ridha, INA sudah merealisasikan investasi di Indonesia sebanyak lebih dari Rp 50 triliun. Sementara komitmen investasi yang sudah ditandatangani INA mencapai Rp 400 triliun.
"Kami juga sudah menandatangani persetujuan untuk berinvestasi di Indonesia itu lebih dari USD 25 miliar atau lebih dari Rp 400 triliun yang sedianya akan kami salurkan di empat industri utama yaitu infrastruktur, kesehatan, digital dan energi," ungkapnya saat Penandatanganan Penyelesaian Transaksi Investasi INA dan PT Hutama Karya (Persero), Kamis (13/7).
Dirut Lembaga Pengelola Investasi, Ridha Wirakusumah. Foto: Dok. Istimewa
Ridha menuturkan, sejak didirikan dua tahun lalu, sokongan dana INA berasal dari berbagai investor mulai dari sovereign wealth fund (SWF) negara lain seperti ADIA dari Uni Emirat Arab (UEA), GIC dari Singapura, QIC dari Qatar, dan Silk Road Fund dari China.
ADVERTISEMENT
Kemudian, beberapa dana pensiun negara-negara maju seperti Belanda atau Kanada melalui Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB). Selain itu, ada pula investor strategis lainnya.
"Banyak juga perusahaan asuransi terkemuka di dunia kami sudah berinvestasi sekarang ini di Indonesia dengan jumlah lebih dari Rp 50 triliun," tutur Ridha.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo berharap INA sebagai lembaga investasi yang dimiliki pemerintah bisa terus berjalan di semua sektor dan investasinya menghasilkan return yang baik.
Penandatanganan penyelesaian transaksi investasi ruas tol Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar antara Hutama Karya dengan INA di Menara Danareksa, Kamis (13/7/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Kita tahu INA baru berusia 2 tahun tentunya banyak tantangan dan keraguan dari dunia investor internasional tapi kami yakin INA bisa menjadi SWF yang kredibel dan membawa nama Indonesia menjadi salah satu pemain investasi dan SWF yang baik di tatanan global," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan meski banyak keraguan terhadap tatanan hukum, saat ini Indonesia adalah salah satu negara terbaik dari kinerja makro ekonomi.
"Kita tahu bahwa pertumbuhan ekonomi kita bisa stabil di kisaran 5 persen dan inflasi kita sekarang termasuk yang terendah di dunia sekitar 3,5 persen. Artinya, secara pertumbuhan ekonomi, returnnya sangat menjanjikan," tambah Tiko.