Incar Layanan Kesehatan & Pelabuhan, Proyeksi Investasi INA di 2023 Rp 20 T

14 Agustus 2023 7:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Indonesia Investment Authority atau INA yang merupakan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) memproyeksikan penempatan dana investasi yang bisa direalisasikan di sepanjang 2023 akan mencapai Rp 20 triliun. Angka tersebut sekitar 129 persen melampaui target yang dipatok di 2023 sebesar Rp 15,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengungkapkan setidaknya ada dua kesepakatan investasi yang diharapkan bisa terealisasi pada akhir 2023 yakni ke perusahaan di sektor layanan kesehatan (healthcare) dan pelabuhan. Tapi dia tak mau memaparkan detailnya.
"Pokoknya (soal investasi di healthcare dan pelabuhan) tunggu saja nanti. Semoga sebelum akhir tahun sudah beres," kata Ridha Wirakusumah dalam perbincangan dengan media di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).
"Pokoknya kalau kita lihat target deployment (penempatan dana investasi) tahun 2023 ini, kita itu sebesar Rp 15,5 triliun atau sekitar USD 1 miliar. Tapi kita (capai) kira-kira Rp 20 triliun. Ini kira kira ya," dia menambahkan.
Ridha yakin, kinerja 2023 akan lebih baik dibandingkan dua tahun pertama sejak INA didirikan pada Desember 2020. Sementara itu per 2022 lalu, total aset yang dikelola INA mencapai Rp 99,8 triliun atau tumbuh 26 persen dari 2021 yang sebesar 79,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Masih di tahun yang sama, pendapatan INA mencapai Rp 3,4 triliun atau melonjak 494 persen dibandingkan 2021 yang hanya sebesar Rp 580 miliar. Sedangkan laba bersih di 2022 mencapai Rp 2,6 triliun atau melesat 1.026 persen dari 2021 yang hanya Rp 231 miliar.
Ketua Dewan Direktur Indonesia Authority Investment (INA) Ridha Wirakusumah dalam B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Foto: AstridFaidlatulHabibah/Antara
Sejak berdiri hingga kuartal I 2023, INA bersama mitra investornya telah menempatkan total investasi Rp 33 triliun atau sekitar USD 2 miliar di berbagai sektor usaha. Sektor usaha yang menjadi prioritas INA ada empat, yakni infrastruktur dan logistik, green energy, digital (infrastructure & commerce), dan layanan kesehatan (healthcare).
Pada 2023 ini, INA bersama Silk Road Fund (China) telah menempatkan investasi yang kedua kali di Kimia Farma sebesar Rp 295 miliar, di mana porsi INA sebesar Rp 155 miliar. Investasi tahap pertama di Kimia Farma yakni pada 2022 dengan mitra yang sama, sebesar Rp 1,9 triliun (USD 123 juta) ke PT Kimia Farma Tbk di mana porsi INA sebesar Rp 930 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, INA bersama mitra investor Masdar (Uni Emirat Arab) menempatkan investasi Rp 7,3 triliun di PT Pertamina Geotermal Energi Tbk (PGEO) melalui IPO. Porsi INA dalam investasi di PGEO tersebut, mencapai Rp 1,8 triliun.
Terbaru pada pertengahan Juli 2023 lalu, INA resmi mengambil alih dua ruas tol Trans Sumatera dari PT Hutama Karya (Persero), setelah berproses panjang sejak Maret 2021. Total investasi yang dibenamkan yakni Rp 20,5 triliun, untuk ruas Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar.