Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Indeks Kepercayaan Industri pada November Naik karena Makan Bergizi Gratis
28 November 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin ) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada November 2024 mencapai 52,95. Nilai tersebut meningkat 0,20 poin dibandingkan dengan Oktober 2024 yang sebesar 52,75. Nilai IKI November juga meningkat 0,52 poin jika dibandingkan dengan nilai IKI November tahun lalu yang sebesar 52,33 poin.
ADVERTISEMENT
“Meningkatnya IKI bulan Oktober ini ditopang oleh ekspansi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB industri manufaktur nonmigas triwulan II 2024 sebesar 99,3 persen,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, dalam keterangannya, Kamis (28/11).
Febri menjelaskan, salah satu pendorong ekspansinya IKI pada November ini adalah program-program Presiden Prabowo Subianto seperti hilirisasi industri dan Makan Bergizi Gratis yang berdampak pada industri berorientasi ekspor.
Terlebih, salah satu industri yang berperan besar dalam kinerja IKI November 2024 adalah industri minuman, bersamaan dengan industri peralatan listrik, dan industri pencetakan dan media reproduksi.
Meskipun kinerja industri minuman juga ditopang oleh penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seluruh Indonesia pada akhir November juga persiapan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
ADVERTISEMENT
Dari 23 subsektor industri manufaktur, hanya dua subsektor yang mengalami kontraksi, yaitu industri pengolahan lainnya dan industri reparasi pemasangan mesin dan peralatan. Industri pengolahan lainnya yang didominasi oleh produksi barang untuk diekspor belum bisa menjajaki pertumbuhan kinerja optimal akibat pelemahan permintaan di pasar global.
Lalu, industri reparasi pemasangan mesin dan peralatan juga mengalami kontraksi akibat penurunan permintaan dalam negeri, imbas adanya ketidakpastian global. Pelemahan permintaan global akibat ketidakpastian global juga membuat nilai IKI untuk industri yang berorientasi ekspor lebih rendah yaitu 52,39 dibandingkan dengan industri yang mengandalkan permintaan domestik yang sebesar 53,33.
Kondisi penjualan industri yang mengandalkan pasar domestik ini, menurut dia membuat pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk terus berkoordinasi menjaga agar produk dalam negeri tetap menguasai pasar domestik.
ADVERTISEMENT
“Kemenperin berpendapat bahwa kebijakan pro-industri yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga lain akan mendukung keyakinan para pelaku industri serta dapat meningkatkan nilai IKI. Di antaranya, kebijakan yang mampu membatasi masuknya produk jadi impor. Adanya kebijakan tersebut adalah bentuk perlindungan pasar domestik dan perlindungan industri dalam negeri,” jelas Febri.
Dari sisi variabel pendukungnya, dua variabel mengalami ekspansi dan satu lainnya mengalami konstruksi yaitu variabel produksi pada 49,72 dan melambat 2,84 dari bulan sebelumnya.
Febri mengatakan, hal ini disebabkan oleh menguatnya nilai tukar dolar AS. Sebab penguatan dolar atau pelemahan nilai tukar rupiah ini akan berdampak besar terhadap kenaikan harga bahan baku impor. Terlebih pelaku industri dalam negeri menjual barang jadi dalam rupiah.
Sementara variabel yang mengalami kontraksi adalah pesanan baru yang meningkat sebesar 2,58 poin menjadi 54,2, lalu variabel persediaan yang juga masih ekspansif meskipun terpantau turun 1,18 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, optimisme masyarakat terhadap pemerintahan baru terlihat dari kondisi umum kegiatan usaha November ini yang sedikit lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik pada November adalah sebanyak 30,8 persen meningkat 0,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan yang mengatakan menurun pada angka 22,2 persen.
“Dapat dikatakan bahwa IKI pada November 2024 meningkat karena peningkatan permintaan domestik yang cukup tinggi, karena didukung adanya program pemerintah,” tutup Febri.