Indeks Manufaktur RI Turun di November 2022, Airlangga: Imbas Krisis Global

2 Desember 2022 22:27 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Program vokasi yang dilakukan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Rabu (30/11/2022). Foto: Dok. BPSDMI Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Program vokasi yang dilakukan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Rabu (30/11/2022). Foto: Dok. BPSDMI Kemenperin
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Purchasing Manager’s Index (PMI) atau Indeks Manufaktur Indonesia turun dari 51,8 di bulan Oktober menjadi 50,3 di November 2022.
ADVERTISEMENT
AIrlangga menyebutkan 12 sektor mengalami kontraksi imbas konflik geopolitik dan krisis global di berbagai sektor. Salah satunya industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan pakaian.
"Sektor-sektor tertentu kita sudah petakan ada sektor yang kontraksi dan ada sektor yang ekspansif. Di sektor yang kontraksi ada 12 termasuk di sektor TPT, maupun sepatu dan apparel," kata Airlangga penutupan Rapimnas Kadin Indonesia di Hotel Borobudur, Jumat (2/12).
Meski demikian, ia menggarisbawahi PMI manufaktur Indonesia dalam keadaan yang lebih baik dari negara-negara lainnya seperti Vietnam, Jepang, Myanmar, dan Malaysia.
Selain itu, ia menyebutkan terdapat 11 sektor industri yang ekspansif. Ia berpesan kepada Kadin tetap waspada untuk menjaga sektor yang ekspansif serta mengembangkan sektor yang mengalami kontraksi.
ADVERTISEMENT
“Vietnam PMI-nya 47,4, Jepang 49, Myanmar 44,6 dan Malaysia 47,9. Ini artinya kita juga harus waspada," tuturnya.
Lebih lanjut, Airlangga menyebut ekonomi Indonesia dapat mencapai pertumbuhan di angka 5,2 persen di 2022 dan 5,3 persen pada 2023.