Indeks Menabung Konsumen Naik di Februari 2025, THR dan Bansos Jadi Pendorong

17 Maret 2025 19:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Grup Riset LPS, Seto Wardono di Kantor Pusat LPS, Senin (17/3/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Grup Riset LPS, Seto Wardono di Kantor Pusat LPS, Senin (17/3/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) Februari 2025 meningkat menjadi 80,2, naik 0,9 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kenaikan ini didorong oleh tambahan pendapatan dari Tunjangan Hari Raya (THR), bonus, dan bantuan sosial (bansos) yang mendorong masyarakat untuk menyisihkan sebagian pendapatannya.
Direktur Grup Riset LPS, Seto Wardono, mengatakan bahwa peningkatan indeks ini mencerminkan optimisme konsumen dalam menabung, meskipun ada sebagian yang tetap mengalokasikan pendapatan mereka untuk kebutuhan konsumsi.
“Responden menganggap saat ini waktu yang tepat untuk menabung, baik untuk antisipasi kebutuhan mendadak, biaya pendidikan anak, maupun karena penghasilannya meningkat,” kata Seto dalam acara Buka Puasa Bersama Media di Kantor LPS, Jakarta, Senin (17/3).
Dari laporan LPS, peningkatan IMK didorong oleh Indeks Waktu Menabung (IWM) yang naik 2,8 poin ke level 90,8, yang berarti semakin banyak masyarakat yang merasa ini adalah waktu yang tepat untuk menabung.
ADVERTISEMENT
Namun, Indeks Intensitas Menabung (IIM) justru melemah 0,9 poin ke 69,6, seiring meningkatnya jumlah responden yang tidak menabung, dari 22,9 persen pada Januari menjadi 27,6 persen pada Februari.
Meskipun begitu, tren menabung tetap menunjukkan perbaikan. Seto menjelaskan bahwa konsumen tetap mengalokasikan pendapatan mereka untuk pengeluaran lain, terutama dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri.
Ilustrasi THR. Foto: Arif Budi C/Shutterstock
Sementara itu, pergerakan IMK di berbagai kelompok pendapatan rumah tangga menunjukkan hasil yang beragam. Indeks meningkat signifikan pada rumah tangga berpenghasilan hingga Rp 1,5 juta per bulan, yang naik 20 poin, serta pada kelompok berpendapatan di atas Rp 7 juta per bulan, yang naik 11,9 poin. Sebaliknya, IMK kelompok rumah tangga dengan penghasilan Rp 1,5 juta hingga Rp 7 juta per bulan justru mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Selain merilis IMK, LPS juga mencatat Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Februari 2025 mengalami kenaikan 11,4 poin menjadi 107,1, yang mencerminkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi nasional.
Seto menjelaskan bahwa perbaikan persepsi konsumen ini ditopang oleh beberapa faktor, termasuk penyaluran bansos, perbaikan infrastruktur, hasil panen tanaman pangan, serta meredanya tekanan harga sembako.
Peningkatan IKK juga terlihat pada dua komponennya, yaitu Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) yang naik ke 84,8 dari 74,5 di Januari, serta Indeks Ekspektasi (IE) yang meningkat ke 123,9 dari 111,6. Menurut Seto, hal ini menunjukkan bahwa konsumen semakin percaya diri terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun prospek dalam enam bulan ke depan.
Berbeda dengan IMK yang mengukur niat dan kemampuan menabung, IKK menggambarkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan, termasuk lapangan kerja dan pendapatan rumah tangga. LPS menilai bahwa kenaikan IKK di atas level 100 menunjukkan optimisme yang semakin kuat di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT