India Incar Pesawat Boeing yang Ditolak Maskapai China di Tengah Perang Dagang

22 April 2025 16:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perakitan Boeing 737 MAX-9 di fasilitas produksi di Renton, Washington, AS, 13 Februari 2017. Foto: Jason Redmond/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perakitan Boeing 737 MAX-9 di fasilitas produksi di Renton, Washington, AS, 13 Februari 2017. Foto: Jason Redmond/Reuters
ADVERTISEMENT
Maskapai Air India dikabarkan berminat mengambil alih pesawat Boeing yang sebelumnya ditolak oleh maskapai-maskapai asal China.
ADVERTISEMENT
Langkah ini membuat Air India masuk dalam daftar maskapai Asia yang mencoba memanfaatkan dampak dari perang dagang antara AS dan China.
Mengutip Bloomberg, Maskapai milik Grup Tata ini tengah membutuhkan armada baru untuk mempercepat proses transformasi bisnisnya.
Menurut sumber yang mengetahui diskusi internal di Air India, pihak maskapai berencana mendekati Boeing untuk mengakuisisi sejumlah pesawat yang semula dipersiapkan untuk pelanggan asal China tetapi batal dikirim akibat tarif balasan antara AS dan China.
Sumber meminta identitasnya dirahasiakan karena informasi ini belum diumumkan ke publik.
Air India juga disebut tertarik mengamankan slot pengiriman di masa depan jika ada yang dibatalkan oleh pembeli China. Ini bukan kali pertama Air India mendapat 'durian runtuh' dari penundaan pesanan China.
ADVERTISEMENT
Hingga Maret lalu, mereka telah menerima 41 unit 737 Max yang sebelumnya ditujukan untuk maskapai China namun tertunda sejak pesawat model tersebut sempat tidak dapat terbang (grounded) pada 2019.
Malaysia Aviation Tertarik
Perakitan Boeing 737 MAX-9 di fasilitas produksi di Renton, Washington, AS, 13 Februari 2017. Foto: Jason Redmond/Reuters
Sebelumnya, pemerintah China dilaporkan memerintahkan maskapai-maskapai dalam negeri untuk tidak menerima pengiriman pesawat dari Boeing.
Langkah ini muncul setelah Beijing menetapkan tarif balasan hingga 125 persen atas barang-barang buatan AS.
Setidaknya 10 pesawat Boeing tengah dalam proses akhir untuk dikirim saat kebijakan tersebut diumumkan. Beberapa jet 737 Max bahkan sudah mulai dipulangkan kembali ke AS.
Menurut laporan Bernama, maskapai Malaysia Aviation Group juga sedang bernegosiasi dengan Boeing untuk mengambil alih slot-slot pengiriman yang ditinggalkan oleh maskapai China.
ADVERTISEMENT
Namun, pesawat yang sudah selesai diproduksi atau sedang dalam proses tidak serta-merta mudah dipindahkan ke pembeli lain. Sebab sebagian besar konfigurasi kabin sudah ditentukan oleh pemesan awal, dan sebagian pembayaran juga telah dilakukan. Boeing tidak bisa menjual pesawat yang masih terikat kontrak dengan maskapai asal China.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan geopolitik membuat pabrikan asal Eropa, Airbus, lebih diuntungkan dalam pasar China ketimbang Boeing.
Sejak dua kecelakaan fatal dan pandemi COVID-19, Boeing telah menumpuk stok ratusan unit 737 Max yang belum terkirim. Regulator China bahkan menjadi salah satu yang paling lambat menyetujui kembali penggunaan jet ini. Masalah baterai lithium pada perekam suara kokpit sempat menyebabkan pengiriman ditunda selama dua bulan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Air India Bisa Diuntungkan Lagi
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
Air India kini tertarik menambah pesanan jet 737 Max untuk unit maskapai murahnya, Air India Express. Maskapai ini memang sedang membangun kekuatan baru untuk menyaingi IndiGo, maskapai terbesar di India yang dioperasikan oleh InterGlobe Aviation Ltd.
Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Air India akan menerima sekitar 9 pesawat tambahan hingga Juni, menjadikan totalnya 50 unit. Awalnya, pasokan jet sisa ini diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan, tapi perang dagang bisa memperpanjang "bonus" ini bagi Air India.
Pesawat-pesawat itu biasanya dicat ulang di Bengaluru. Rencananya, Air India Express akan mengganti kelas bisnis dengan konfigurasi ekonomi sepenuhnya pada April 2026, namun proses ini terhambat masalah rantai pasok.
Sementara itu, 140 unit narrowbody yang dipesan Air India pada 2023 belum dijadwalkan tiba hingga setelah Maret 2026. Tanpa tambahan armada dari slot China, Air India berisiko tertinggal lebih jauh dari IndiGo.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Air India juga bakal melambat akibat program retrofit (pembaruan kabin) yang membuat sebagian pesawat harus keluar sementara dari operasional. Selain itu, perusahaan juga berencana menghapus beberapa armada Airbus lama.
CEO Air India, Campbell Wilson, mengatakan bulan lalu bahwa maskapai kini mencoba menarik pelanggan dengan tarif lebih murah untuk menutupi keterlambatan pembaruan kabin.