news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Indika Energy Bakal Bikin Sepeda & Mobil Listrik ‘Merah Putih’

7 Mei 2021 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
ADVERTISEMENT
PT Indika Energy Tbk (INDY) terus mengembangkan lini bisnisnya ke arah green energy. Perseroan masuk ke pengembangan kendaraan listrik, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga PLTU dengan level polusi rendah.
ADVERTISEMENT
Di kendaraan listrik, INDY mendirikan perusahaan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI). EMI disiapkan menjadi basis pengembangan dan produksi sepeda motor hingga mobil listrik.
Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid menjelaskan, tahap awal pihaknya mencari teknologi di negara-negara yang telah lebih mengembangkan kendaraan listrik. Dari sana, INDY melalui EMI membuat sepeda hingga mobil niaga bertenaga listrik. Secara paralel, INDY menggandeng kampus dan para ahli mobil listrik nasional mengembangkan teknologi kendaraan listrik 'merah putih' dari awal.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan tercipta kendaraan listrik dengan tingkat kandungan lokal yang tinggi, namun layak secara bisnis.
"Kita bukan hanya dealership aja. Kita teknologi cari sekarang. Ada yang dikembangkan di universitas, tapi belum ada. Ini fakta. Tapi ada keahlian. Caranya 2, mulai nol atau cari teknologi dari luar, terus kita ambil. Kita ajak teman-teman R&D Indonesia untuk bangun," kata Arsjad dalam wawancara program The CEO di Kantor Redaksi kumparan di Jakarta Selatan, Rabu (14/4).
ADVERTISEMENT
Meski tak serumit teknologi kendaraan berbahan bakar fosil, Arsjad mengakui Indonesia belum mampu memproduksi baterai. Baterai ini berkontribusi besar dalam komponen kendaraan listrik. Namun, tantangan baterai bakal teratasi bila rencana pendirian pabrik bisa segera terealisasi di Indonesia. Sebelumnya, BUMN berencana mendirikan dan memproduksi baterai kendaraan listrik.
"Hampir enggak bisa, baterainya. Tapi soon baterai akan ada, yang lainnya bisa. Masalah lainya efisiensi cost. Kalau di sana (misalnya China) bikin 1 juta, pasti lebih murah daripada buat di sini. Awalnya ada (komponen) yang kita impor. Tapi ke depannya, kita jadi Tuan Rumah di negeri sendiri," tegasnya.

Gandeng India Bangun PLTS di Indonesia

Di sektor energi terbarukan, INDY telah membangun fasilitas PLTS di wilayah anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Di sini, teknologi masih berbasis hybrid, di mana PLTS berfungsi penuh di saat siang hari, sementara genset berbahan bakar solar diaktifkan saat malam hari.
ADVERTISEMENT
Dalam skala lebih besar, INDY dan perusahaan social impact asal India, Fourth Partner Energy (4PEL) membuat perusahaan patungan bernama PT EMITS. Dengan mitra dari India yang memiliki kemampuan di tenaga surya, INDY akan mendukung pemerintah dalam pengembangan PLTS.
Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Perusahaan patungan ini akan membangun fasilitas PLTS dengan melibatkan berbagai mitra seperti BUMD. Dalam 5 tahun ke depan, EMITS berkomitmen investasi USD 500 juta atau setara Rp hampir Rp 7,5 triliun di PLTS.
"Di sini kita komit USD 500 juta dalam 5 tahun. Ini kerja sama dengan mereka (Fourth Partner Energy India). Kalau ada yang lain mau join silakan," tegasnya.
Arsjad menambahkan, meski batu bara berkontribusi besar dalam pendapatan usaha, INDY berkomitmen mengadopsi teknologi PLTU yang bersih. Tahun 2008, INDY telah membangun PLTU dengan teknologi terbaik dan bersih untuk batu bara. PLTU tersebut telah beroperasi. Terbaru, INDY masuk ke proyek PLTU Cirebon Unit II berkapasitas 1.000 MW dengan nilai investasi USD 2,1 miliar. Sekali lagi, Arsjad menegaskan bila perusahaan menerapkan teknologi bersih berbasis ulta supercritical untuk PLTU tersebut.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya 1.000 MW. Itu kita pakai ulta supercritical. Itu lebih clean. Ini dinobatkan cleanness power plant," sambungnya.