Indofarma Mau Fokus Bisnis Alkes dan Herbal dengan Investasi Rp 199,86 Miliar

31 Mei 2022 15:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Indofarma, Senin (21/6).  Foto: Indofarma
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Indofarma, Senin (21/6). Foto: Indofarma
ADVERTISEMENT
PT Indofarma (INAF) Tbk (Persero) menjelaskan rencana bisnis setelah pandemi COVID-19 melandai di tahun 2022. Sebelumnya, Indofarma mendapatkan penugasan dari pemerintah dalam pengadaan vaksin dan obat-obatan khusus COVID-19.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menuturkan bahwa perseroan akan memfokuskan pengembangan atau ekspansi portofolio bisnis ke sektor alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan herbal.
"Pandemi sudah mulai hilang, memang kita shifting dari penugasan pemerintah terutama farma atau alkes, back to normal. Fokus kami nanti farma tidak akan banyak, kita fokus ke produk pareto kita kurang lebih ada 18-20 item," kata Arief dalam paparan publik Indofarma, Selasa (31/5).
Dia berkata, bisnis alkes akan dilakukan melalui berbagai skema penjualan, yaitu trading, OEM (Original Equipment Manufacturer), atau skema assembling. Sementara kerja sama dengan rumah sakit akan diutamakan melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO).
"Kita akan kerja sama dengan rumah sakit baik itu pemerintah, swasta, dan klinik untuk melakukan KSO dalam pengadaan alkes, terutama alkes yang padat modal dan padat teknologi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Arief mengatakan, penjualan dari alkes diharapkan dapat berkontribusi hingga 40 persen pendapatan Indofarma. Salah satu produk pioneer perseroan untuk alkes di tahun ini yaitu layanan telediagnosis yang bisa mendeteksi 15 vital sign.
Ilustrasi mengolah tanaman herbal. Foto: Shutterstock
Selain bisnis alkes, Arief menuturkan Indofarma akan fokus mengembangkan bisnis obat herbal di tahun ini. Perseroan akan memasarkan produk natural extract menyasar business to business (b2b), baik itu dengan industri food and beverage (fnb), industri obat tradisional, dan farmasi.
"Kita juga akan kembangkan produk eksisting, kita akan lihat prevalensi penyakit yang dominan, misal kita akan launching produk untuk diabetes herbal, kemudian hipertensi yang akan launching di triwulan 3 tahun ini," tuturnya.
Indofarma Siapkan Rp 199,86 M untuk Ekspansi
ADVERTISEMENT
Untuk implementasi 5 proyek pengembangan alkes dan herbal, Indofarma menyediakan investasi yang bersumber dari dana SHL (Shareholder Loan) Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 199,86 miliar.
Proyek tersebut yaitu pabrik Medical Furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp 16,53 miliar, proyek Pabrik Elektromedis sebesar Rp 74,98 miliar, proyek In Vitro Diagnostik & Instrument dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp 71,86 miliar, proyek Natural Extract dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp 26,49 miliar dan proyek Supporting Function sebesar Rp 10 miliar.
Arief berkata, sejauh ini sudah ada 7 RSUD yang resmi melakukan KSO dengan Indofarma untuk proyek alkes, dengan total lebih dari 20 RS yang masuk pipeline. Dia menargetkan ada 15-17 RS yang menjalani KSO dengan perseroan hingga akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Sekarang terbanyak masih di mesin hemodialisa, kemudian nanti ada Medical Operating Theater karena barangnya padat modal dan padat teknologi, dan ada lagi ESWL pemecah ginjal," paparnya.