Indonesia dan Sri Langka Resmikan Perundingan Preferential Trade Agreement

26 Maret 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran perundingan ISL-PTA akan membawa kedua negara selangkah lebih dekat dengan perjanjian perdagangan bebas yang akan memperkuat hubungan dagang bilateral Indonesia dan Sri Lanka. Foto: dok. Kemendag
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran perundingan ISL-PTA akan membawa kedua negara selangkah lebih dekat dengan perjanjian perdagangan bebas yang akan memperkuat hubungan dagang bilateral Indonesia dan Sri Lanka. Foto: dok. Kemendag
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui aplikasi konferensi video oleh Wakil Menteri Perdagangan RI, Jerry Sambuaga, di Jakarta dan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Sri Lanka, Tharaka Balasuriya, di Colombo, Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
“Saya dan Menteri Balasuriya meyakini peluncuran perundingan Indonesia–Sri Lanka PTA akan memperkuat hubungan dagang bilateral dan menjadi pondasi peningkatan hubungan ekonomi kedua belah pihak untuk bersama-sama mencapai kesejahteraan,” ungkap Jerry.
Perundingan perjanjian dagang bilateral antara Indonesia-Sri Lanka merupakan arahan pemimpin kedua negara yang diinisiasi sejak 2017. Dalam pertemuan bilateral Presiden Indonesia dan Sri Lanka di Beijing pada 17 Oktober 2023 lalu, kedua kepala negara sepakat segera merundingkan Indonesia-Sri Lanka PTA.
“Perundingan ISL-PTA akan membahas peningkatan akses pasar dalam bidang perdagangan barang untuk produk-produk unggulan Indonesia dan Sri Lanka. Saya dan Menteri Balasuriya berharap ISL–PTA dapat meningkatkan perdagangan bilateral serta menjadi tonggak awal untuk mengembangkan cakupan kerja sama perdagangan yang lebih luas,” lanjut Jerry.
Kedua menteri berharap ISL-PTA dapat makin mengoptimalkan potensi perdagangan antara kedua negara yang belum terjajaki dengan baik. Foto: dok. Kemendag
Merupakan salah satu mitra dagang potensial Indonesia di kawasan Asia Selatan, Sri Langka telah memiliki perjanjian dagang bilateral dengan Singapura serta baru saja menandatangani perjanjian dagang dengan Thailand. ISL-PTA diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk-produk ekspor Indonesia di pasar Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
Dalam peluncuran perundingan ISL-PTA, Wamendag Jerry didampingi oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha. Acara juga turut dihadiri secara daring oleh Duta Besar RI untuk Sri Lanka di Colombo dan Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia di Jakarta.
“Kedua pihak menargetkan pertemuan pertama perundingan ISL-PTA dapat dilaksanakan pada semester I-2024. Tim Perunding Indonesia dan Sri Lanka akan mengupayakan perundingan dapat diselesaikan segera agar dapat dimanfaatkan. Melalui ISL-PTA, Indonesia berpotensi meningkatkan ekspor ke Sri Lanka untuk produk-produk unggulan seperti produk sawit, kertas, dan asam lemak (fatty acid),” jelas Dirjen Djatmiko.
Perundingan Preferential Trade Agreement diharapkan dapat memperkuat hubungan dagang bilateral dan menjadi pondasi peningkatan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Sri Langka. Foto: dok. Kemendag

Perdagangan Indonesia–Sri Lanka

Perdagangan bilateral Indonesia-Sri Lanka tumbuh positif 1,17 persen dalam lima tahun terakhir. Total perdagangan kedua negara pada 2023 tercatat USD 369,7 juta atau meningkat 17,61 persen dari tahun sebelumnya senilai USD 314,4 juta.
ADVERTISEMENT
Pada 2023, ekspor Indonesia ke Sri Lanka tercatat USD 326,6 juta atau naik 23,87 persen dibanding 2022 senilai USD 263,7 juta. Sementara itu, impor Indonesia dari Sri Lanka pada 2023 tercatat USD 43,1 juta atau turun 14,95 persen dibanding 2022 senilai USD 50,7 juta.
Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan Sri Lanka dalam lima tahun terakhir (2019–2023) dengan nilai surplus pada tahun 2023 sebesar USD 283,5 juta.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Sri Lanka antara lain minyak kelapa (kopra), minyak petroleum, kertas dan karton, tembakau, dan batu bara.
Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Sri Lanka antara lain kain rajutan, mesin pengolah tembakau, wadah pengemas dari kertas dan karton, serta label dan lencana untuk tekstil.
ADVERTISEMENT