Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Indonesia dan Swiss Pastikan Perkuat Kerja Sama Pengembangan PLTA
15 April 2025 12:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kerja sama antara Indonesia dan Swiss terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang sudah berlangsung selama lebih dari satu abad akan terus diperkuat.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder, mengatakan pemerintah Swiss mendukung rencana Indonesia meningkatkan kapasitas terpasang PLTA hingga 72 gigawatt (GW) pada tahun 2060.
Swiss merupakan salah satu negara yang sangat bergantung pada PLTA. Olivier mengatakan, Swiss memiliki lebih dari 700 PLTA yang menyediakan hampir 60 persen kebutuhan listrik nasional.
Selama berabad-abad, lanjut Olivier, perusahaan Swiss telah mengembangkan solusi tenaga air canggih, termasuk teknologi penyimpanan pompa, turbin berefisiensi tinggi, sistem kontrol, alat pemantauan lingkungan, dan infrastruktur jaringan listrik.
Dengan demikian, Olivier meyakini keahlian dan keunggulan teknologi Swiss bisa dipadukan dengan potensi tenaga air di Indonesia yang besar akan menciptakan kolaborasi dan hasil yang bermanfaat.
"Perusahaan Swiss telah aktif di sektor tenaga air Indonesia selama lebih dari satu abad, sejak 1901 jika saya tidak salah, dan kita dapat membangun fondasi yang kuat itu untuk memperluas kerja sama kita dan berkontribusi pada solusi terbarukan dan berkelanjutan," katanya saat Konferensi PLTA Indonesia-Swiss 2025, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
Olivier mengatakan, ajang konferensi ini mempertemukan para ahli, pemimpin industri, dan pembuat kebijakan dari Swiss, Indonesia, dan sekitarnya untuk menjajaki peluang kerja sama dalam pengembangan tenaga air.
"Acara ini mencerminkan komitmen bersama antara Indonesia dan Swiss untuk memajukan solusi energi terbarukan dan memperkuat kolaborasi di sektor tenaga air," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua International Hydropower Association (IHA) Karen Atkinson menyambut baik kolaborasi antara Indonesia dan Swiss yang berkontribusi pada pengembangan PLTA yang lebih baik ke depannya.
Menurutnya, pengembangan PLTA berkelanjutan harus menjadi tulang punggung strategi nasional untuk membangun ekonomi yang rendah karbon yang didukung oleh energi bersih dan terbarukan.
"Kita semua sepakat tentang perlunya membangun infrastruktur penting ini, tetapi bagaimana kita benar-benar mengembangkannya? Ini adalah masalah kompleks yang membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan terutama komitmen politik," tutur Karen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar mengatakan Indonesia menaruh harapan besar bagi PLTA yang bisa menghasilkan listrik yang fleksibel, terbarukan, dan stabil untuk jaringan.
"Kerja sama dengan Swiss telah lama ada dalam sejarah Indonesia. Saya kira PLTA tertua tahun 1901 atau 1908, juga menggunakan mesin buatan Swiss," ujar Suroso.
Tidak hanya itu, Suroso menyebutkan teknologi Swiss juga sangat vital bagi operasional PLTA yang menggunakan limpahan air dari Sungai Citarum, misalnya PLTA Cirata, PLTA Saguling, hingga PLTA Bengkok, Dago, Plengan, serta Lamajan.
"Semuanya itu menunjukkan kesaksian bagaimana mesin buatan Swiss tersebut berkontribusi terhadap pengembangan tenaga air di Indonesia. Kami berterima kasih untuk itu," jelas Suroso.
Suroso melanjutkan, kuatnya kemitraan dan pengembangan teknologi berkualitas tinggi antara Swiss dan Indonesia tidak hanya menghasilkan listrik, namun juga kepercayaan dan kemajuan secara jangka panjang.
ADVERTISEMENT
PLN, kata dia, secara resmi mengundang pemerintah Swiss untuk menjadi bagian dari transisi energi di Indonesia. Hal ini menyusul betapa besarnya potensi energi terbarukan di Indonesia.
"Indonesia kaya akan sumber daya alam dan terbarukan. Kalau kita lihat misalnya hidro, paling tidak kita punya 29 GW yang teridentifikasi," ungkap Suroso.
Potensi tenaga air di Indonesia, kata Suroso, tersebar di Kalimantan mencapai 13 GW, kemudian Sumatera 7 GW, Sulawesi 5 GW, dan wilayah lainnya di seluruh Indonesia.
Adapun acara konferensi ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Swiss di Indonesia, bekerja sama dengan International Hydropower Association (IHA), Asosiasi Hidro Indonesia (INAHA), Asosiasi Pengelola PLTA (APPLTA), PT PLN (Persero), dan Komite Bilateral Kadin Indonesia-Swiss