Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Bank Dunia memproyeksi Vietnam bersama dengan China akan menjadi negara unggul dan memimpin pemulihan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik tahun ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, mengatakan hanya kedua negara tersebut yang mampu menunjukkan pemulihan ekonomi secara cepat dan grafik perekonomiannya berbentuk V. Selain itu, perekonomian China dan Vietnam juga dinilai akan pulih ke level sebelum adanya pandemi COVID-19.
"Sementara negara lain tidak memperlihatkan pemulihan, baik dari sisi output maupun momentum perekonomian," ujar Aaditya dalam konferensi pers Bank Dunia secara virtual, Jumat (26/3).
Bank Dunia memproyeksi perekonomian China dan Vietnam masing-masing akan tumbuh tinggi di 2021, yakni sebesar 8,1 persen dan 6,6 persen.
Sementara negara kawasan Asia Timur dan Pasifik lainnya diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 4,4 persen. Dia menjelaskan, output perekonomian Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan pulih ke level sebelum pandemi selama tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Sementara, output perekonomian untuk Thailand dan Filipina diperkirakan masih berada di level sebelum pandemi hingga tahun 2022.
Bank Dunia menyatakan, dengan pertumbuhan yang pesat di China, pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik di tahun 2021 akan lebih cepat 1,3 persen bila dibandingkan dengan tahun 2020, menjadi 7,6 persen.
Pemulihan yang cenderung cepat di China dan Vietnam, menurut Bank Dunia, disebabkan lantaran kedua negara tersebut berhasil mengendalikan penularan COVID-19.
Sementara untuk Malaysia, Bank Dunia menilai negara tersebut mengalami lonjakan kasus secara signifikan. Sementara negara lain yakni Kamboja, Myanmar, Mongolia dan Thailand mengalami lonjakan infeksi yang lebih sedikit.
"Namun situasi sudah mulai membaik di Indonesia, Malaysia, dan Filipina, tetapi jumlah kasusnya masih tinggi," tambahnya.
ADVERTISEMENT