Indonesia Gabung BRICS, Mantan Menlu Minta Tujuannya Harus Jelas

12 November 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Putin memimpin KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024). Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Putin memimpin KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024). Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa berbicara mengenai Indonesia bila bergabung dengan kelompok Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Marty mengatakan, Indonesia harus berkontribusi dan memiliki tujuan yang jelas bila ingin bergabung dengan anggota BRICS.
ADVERTISEMENT
"Apa yang ingin kita capai dalam BRICS ini, we have to know what our mission is, what our objectives are. Kalau tidak seolah-olah keanggotaan itu sendiri sudah dianggap sebagai suatu capaian. Dan akhirnya kita hanya make up the numbers, hanya menjadi bagian," ujarnya dalam acara Indonesia Knowledge Forum XIII - 2024, di Hotel The Ritz Carlton Jakarta, Selasa (12/11).
Selain itu, Indonesia juga harus bisa memberikan pengaruh yang besar jika menjadi bagian dari anggota BRICS. Sebab, anggota ini akan menjadi peserta dalam forum internasional. Apalagi BRICS ini sangat berbeda dengan organisasi kenegaraan lainnya.
"So if you are in the room, kita tidak bisa passive, sink or swim. Kalau kita dalam ruangan itu, kita harus bisa mempengaruhi perdebatan. Kalau tidak kita hanya bagian dari keramaian dan hanya mengikuti apa yang menjadi keputusan," kata Marty.
ADVERTISEMENT
Marty mengapresiasi pemerintah Indonesia yang ingin menjadi anggota BRICS. Menurutnya, langka ini merupakan hal yang positif untuk Indonesia agar menjadi lebih baik lagi ke depan, tertuma di kancah internasional.
"Keanggotaan itu is only the starting point, hanya awal. Kita harus tahu apa yang kita ingin, pertama harus tahu apa itu BRICS tentunya.
Tapi sekarang kalau itu yang dianggap artinya positif, risikonya adalah BRICS ini kan ada motivasinya tersendiri. Ada anggapan ini bagian dari beberapa negara-negara yang ingin, yang selalu ada motivasi," ungkapnya.
Meski demikian, Marty menilai ada keuntunan jika Indonesia bergabung dengan anggoat BRICS. Menurutnya, Indonesia berpeluang untuk bekerja sama di bidang ekonomi dengan organisasi tersebut. Salah satunya yaitu perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
"Jadi semua ini harus dimanfaatkan untuk perdagangan nasional. Yang pasti, apapun yang kita selesaikan, ini harus disampaikan kepada negara kita. Melalui diplomasi, melalui dialog. Jangan sampai kita hanya make up the numbers. Jadi kita harus betul-betul memahami apa yang kita ingin lakukan," ujarnya.