Indonesia Gaet China Kelola 2,5 Juta Hektare Lahan Rumput Laut

22 April 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Labuan Bajo, Sabtu (20/4/2024). Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Labuan Bajo, Sabtu (20/4/2024). Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia akan meningkatkan produksi rumput laut (seaweed) seluas 2,5 juta hektare, bekerja sama dengan China.
ADVERTISEMENT
Melalui unggahan Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Luhut menyebut kerja sama produksi rumput laut adalah salah satu hasil pertemuan ke-4 High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dengan China.
Budidaya rumput laut ini, kata Luhut, bisa dikembangkan mengingat 60 persen penduduk Indonesia tinggal di pesisir. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi produsen rumput laut terbesar di dunia.
Berdasarkan diskusinya bersama Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, Luhut mengatakan pengelolaan lahan rumput laut di Indonesia ini akan secara bertahap mulai dari 100 ribu hektare.
"Tadi malam dengan Pak Wang Yi, saya sambil makan sudah beritahu beliau kenapa kita tidak mulai dengan 100 ribu hektare dan beliau sudah minta untuk di-follow up dan kita akan follow up," tutur Luhut.
ADVERTISEMENT
Luhut pun memastikan, kelanjutan kerja sama China dan Indonesia di bidang budidaya rumput laut ini bisa dipercepat, sebab pemerintah sudah memulainya setahun ke belakang.
Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo. Foto: Dok. BRI
"Technical team kita yang sudah mengerjakan hampir setahun mungkin, ini juga akan segera men-speed up atau mempercepat proses ini," pungkas Luhut.
Berdasarkan catatan kumparan, saat ini Kemenko Marves sedang mengembangkan pilot project budidaya rumput laut terintegrasi di Lombok Timur dengan skala besar seluas 100 hektare dengan mekanisasi dan teknologi.
Kemenko Marves mencatat banyak manfaat ekonomi yang dapat diraih, yakni investasi sebesar USD 2-2,5 juta, penciptaan tenaga kerja langsung sebanyak 100-150 orang, produksi rumput laut basah 10-15 ribu ton per tahun, dan setara produksi biostimulant yang dapat mencakup 1-2 juta lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
“Bukan hanya nelayan Lombok saja yang akan mendapat manfaat, tapi nelayan di mana saja akan dapat manfaatnya. Saya sampaikan ini sudah sekitar 100 hektare, sudah jalan, bukan hanya coba-coba saja. Kami ingin teknologi ini berkembang karena akan menciptakan lapangan kerja untuk 1 juta dan mengurangi kemiskinan dan memberikan dampak pada masyarakat pesisir untuk lebih berkembang,” ujar Luhut.