Indonesia Impor Minyak 297 Juta Barel Sepanjang 2023

12 Desember 2024 19:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri ESDM Yuliot bersama Dirjen Migas Dadan Kusdiana dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam acara BPH Migas Awars 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri ESDM Yuliot bersama Dirjen Migas Dadan Kusdiana dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam acara BPH Migas Awars 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengungkapkan porsi impor minyak Indonesia masih lebih tinggi dari produksi sendiri, mencapai 297 juta barel di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Yuliot menuturkan, bauran energi Indonesia hingga Semester I 2024 masih dipenuhi dari energi fosil yaitu batu bara sebesar 39,48 persen, minyak bumi 29,9 persen, dan gas bumi 16,69 persen. Sementara 13,93 persen berasal dari EBT.
Dia memaparkan, produksi minyak nasional pada tahun 2023 sebesar 221 juta barel. Realisasi tersebut masih lebih rendah dari impor minyak, baik itu berbentuk minyak mentah maupun BBM.
"Impor minyak nasional sebesar 297 juta barel, 129 juta barel dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta barrel dalam bentuk BBM," ungkap Yuliot saat BPH Migas Awards 2024, Kamis (12/12).
Ilustrasi pengeboran minyak lepas pantai (offshore). Foto: AzmanMD/Shutterstock
Sementara itu, lanjut Yuliot, cadangan minyak mentah Indonesia adalah sebesar 4,70 miliar barel minyak (BBO).
Yuliot memaparkan, konsumsi BBM nasional pada tahun 2023 sebesar 505 juta barel, dengan rincian sektor transportasi 248 juta barel (49 persen), sektor industri 171 juta barel (34 persen), sektor ketenagalistrikan 38,5 juta barel (8 persen) dan sektor aviasi 28,5 juta barel (6 persen)
ADVERTISEMENT
Kemudian dari sisi pasokan gas bumi, Yuliot menuturkan berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, rata-rata pasokan gas bumi sekitar 6.952 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan rata-rata permintaan sekitar 6.344 mmscfd.
"Secara nasional, perkiraan kebutuhan gas Indonesia hingga tahun 2030 dapat dipenuhi dengan pemanfaatan project dan potential supply, serta mengoptimalkan peran LNG," pungkas Yuliot.