Indonesia Infrastructure FInance (IIF) Terbitkan Perpetual Bond Rp 335,19 M

15 Januari 2024 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 dengan nilai emisi sebesar Rp 355.190.000.000, Senin (15/1/2024). Foto: Dok. Bursa Efek Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 dengan nilai emisi sebesar Rp 355.190.000.000, Senin (15/1/2024). Foto: Dok. Bursa Efek Indonesia
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 dengan nilai emisi sebesar Rp 355,19 miliar.
ADVERTISEMENT
Penerbitan Surat Berharga tersebut telah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Januari 2024. Sebelumnya IIF juga telah berhasil mencatatkan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 sebesar Rp 500 miliar pada tanggal 27 Desember 2023.
Pencatatan dua instrumen tersebut di BEI memiliki signifikansi tersendiri bagi IIF dalam hal alternatif sumber pendanaan dan membuktikan suatu pencapaian baru bagi IIF di sektor pasar modal Indonesia.
Surat Berharga Perpetual yang diterbitkan IIF tahun 2024 merupakan instrumen tematik yang diterbitkan dengan tujuan utama yaitu memperkuat struktur modal IIF. Dana yang berhasil dihimpun tersebut kemudian akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur berkelanjutan yang berlandaskan prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Surat Berharga Perpetual ini tidak memiliki jangka waktu, namun instrumen ini memiliki opsi tebus atas pelunasan pokok pada tahun ke-5 dan setiap ulang tahun penerbitan sesudahnya.
Instrumen tersebut menjadi yang pertama menggunakan mekanisme penawaran umum di Indonesia. Surat Berharga tersebut juga merupakan instrumen pertama yang mengimplementasikan aturan POJK 11/2018 perihal Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk kepada Pemodal Profesional.
Reynaldi Hermansjah selaku Presiden Direktur IIF mengatakan bahwa tingkat imbal bagi hasil yang ditetapkan tergolong kompetitif untuk menarik minat dan partisipasi publik.
““Kupon Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 sebesar 6,45 persen untuk tenor 370 hari, 6,70 persen untuk tenor 3 tahun dan 6,80 persen untuk tenor 5 tahun serta imbal bagi hasil Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 sebesar 8,25 persen per tahun yang kami berikan tergolong kompetitif. Hal tersebut merupakan upaya kami dalam melibatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung pertumbuhan proyek infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Reynaldi dalam keterangan resmi, Senin (15/1).
Direktur Utama IIF Reynaldi Hermansjah dalam Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I PT Indonesia Infrastructure Finance di Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/12). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Reynaldi menyebut IIF turut serta meramaikan keberagaman instrumen investasi di pasar modal Indonesia. “Dengan penerbitan dua instrumen ini, kami sangat bergembira bisa turut serta berpartisipasi dalam memperkaya keberagaman instrumen di pasar modal Indonesia, khususnya melalui Bursa Efek Indonesia. Serta turut meningkatkan jumlah instrumen berbasis keberlanjutan atau apa yang sering dikenal dengan Green Instruments,” tutur Reynaldi.
ADVERTISEMENT
Pefindo selaku lembaga pemeringkat independen memberikan peringkat idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 serta peringkat idAA untuk Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 atau dua tingkat di bawah peringkat korporasi (idAAA), yang mencerminkan posisi Surat Berharga Perpetual yang lebih junior, sesuai dengan klasifikasinya sebagai komponen modal inti tambahan dan memiliki karakteristik penangguhan pembayaran imbal bagi hasil.
Pada penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023, IIF memainkan peran sebagai katalis yang dapat terlihat dari besarnya jumlah investor ritel yaitu mencapai hampir 65 persen meskipun obligasi ini tidak diidentifikasikan secara khusus sebagai obligasi ritel.
Hingga September 2023, IIF membukukan penyaluran kredit mencapai Rp 13 triliun, di mana proyek energi terbarukan dalam sektor ketenagalistrikan mendominasi capaian pembiayaan IIF.
ADVERTISEMENT
Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, IIF akan lebih leluasa dalam menjalankan ekspansi bisnis, terutama dalam hal pengembangan bisnis pembiayaan proyek–proyek infrastruktur berwawasan lingkungan di Indonesia.
Pendapatan bunga IIF tumbuh 15 persen menjadi Rp1 triliun dan pendapatan non-bunga tumbuh 53 persen menjadi Rp 83,8 miliar. Pencapaian tersebut mendorong pencapaian laba bersih IIF pada September 2023 tumbuh 17 persen menjadi Rp 68,4 miliar.