Industri Event di Bali Terancam Bangkrut Imbas Efisiensi Anggaran

21 Maret 2025 18:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi MICE Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi MICE Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Industri event dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) di Bali terancam bangkrut imbas kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
ADVERTISEMENT
IVENDO Bali mencatat ada 750 event dari 44 pelaku industri terdampak dalam tiga bulan pertama tahun 2025 imbas aturan tersebut.
Apabila efisiensi ini berjalan sepanjang tahun maka industri di Bali diperkirakan mengalami potensi kerugian hingga Rp 3,15 triliun.
"Lebih dari 85 persen pelaku industri event mengalami penurunan pendapatan drastis akibat pemangkasan anggaran untuk perjalanan dinas, rapat, dan seminar pemerintahan," kata Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, dalam siaran persnya, Jumat (21/3).
Selain itu, sekitar 2.500 pekerja berisiko kehilangan pekerjaan dan mengalami penurunan penghasilan imbas efisiensi anggaran. "Kami melihat bahwa kebijakan ini bertolak belakang dengan upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19," sambungnya.
IVENDO Bali merekomendasikan beberapa hal kepada pemerintah, yakni:
1. Revisi Implementasi Efisiensi: Pemerintah harus menyesuaikan kebijakan dengan mempertimbangkan dampak ekonomi bagi sektor terkait. Anggaran event bisa diprioritaskan untuk kegiatan yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat dan ekonomi lokal.
ADVERTISEMENT
2. Penyediaan Insentif bagi Industri Event: Memberikan keringanan pajak dan biaya perizinan bagi penyelenggara event, terutama yang melibatkan UMKM dan tenaga kerja lokal.
3. Penguatan Digitalisasi dan Event Hybrid: Mengadopsi teknologi digital untuk efisiensi tanpa harus membatalkan event, seperti event berbasis virtual atau hybrid yang tetap memberikan dampak ekonomi bagi Bali.
4. Kolaborasi dengan Sektor Swasta: Mengembangkan skema Public-Private Partnership (PPP) agar event tetap dapat berjalan meskipun anggaran pemerintah terbatas.
5. Diversifikasi Pariwisata: Mengembangkan wellness tourism sebagai sektor pelengkap yang dapat mendukung perekonomian Bali selain event MICE.