Industri Farmasi Optimistis Andil ke Ekonomi Meningkat di 2023

2 Januari 2023 20:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang kunjungi booth Dexa di Nusa Dua, Bali
 Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang kunjungi booth Dexa di Nusa Dua, Bali Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Industri farmasi optimistis andil ke pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa meningkat. Adapun hingga kuartal III 2022, industri kimia, obat tradisional, dan farmasi memiliki kontribusi hingga 4,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ignatius Warsito mengatakan, pemerintah masih melihat adanya sejumlah hal yang perlu diantisipasi industri farmasi di tahun ini. utamanya terkait bahan baku yang masih impor.
"Pertama, bahan baku hulu seperti nafta yang masih impor," kata Warsito dalam outlook industri 2023, Senin (2/1).
Sementara itu, Corporate Supply Chain Director Dexa Group, Anton Harjanto, memastikan pihaknya tetap menjaga mutu bahan baku. Menurutnya, ada sejumlah strategi yang dilakukan perusahaan untuk memastikan kualitas bahan baku tetap terjaga.
"Kami memastikan bahwa supplier atau pemasok bahan baku adalah distributor resmi apabila tidak membeli langsung dari pabriknya. Selain itu, bahan baku yang kami beli harus sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang tepat untuk memproduksi obat yang aman, bermutu, berkhasiat, dan juga halal,” ujar Anton.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi obat batuk cair. Foto: BEAUTY STUDIO/Shutterstock
Quality Management Director Dexa Group, Antonia Retno Tyas, juga menyatakan bahwa pihaknya telah menerapkan sistem manajemen mutu sejak produk didesain. Hal ini mencakup pemilihan material yang digunakan dan menerapkan proses pembuatan sesuai pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
“Dexa Group berkomitmen hanya memproduksi obat-obatan dengan mutu yang tinggi. Karenanya dalam kasus cemaran EG dan DEG yang terjadi pada bulan September lalu, Dexa Group telah membuktikan bahwa semua sediaan sirup yang diaudit dan dievaluasi oleh BPOM dinyatakan aman. Hal ini sesuai Surat Keterangan BPOM per tanggal 26 Desember 2022,” jelas Retno.
Dia memastikan, produk-produk obat sirup Dexa Group dinyatakan aman dari cemaran Ethylene Glycol (EG)/Diethylene Glycol (DEG) oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Pada 26 Desember 2022 melalui surat keterangan bernomor B-PW.02.04.4.43.12.22.991 untuk PT Dexa Medica dan B-PW.02.04.4.43.12.22.997 untuk PT Ferron Par Pharmaceuticals, produk-produk obat sirop Dexa Group dinyatakan aman dari cemaran EG/DEG oleh BPOM.
ADVERTISEMENT
“Dexa Group sudah melakukan pengujian secara mandiri terhadap produk-produk sirup, dan hasil uji mandiri tersebut juga sudah diverifikasi oleh BPOM, serta menunjukkan hasil bahwa produk-produk obat sirop yang diproduksi oleh Dexa Group sudah memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh BPOM dan dinyatakan aman,” kata Pimpinan Dexa Medica, V. Hery Sutanto.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta industri farmasi untuk melakukan uji laboratorium terhadap parameter kritis, seperti persyaratan cemaran pada bahan baku obat yang digunakan, sesuai dengan Farmakope Indonesia atau standar mutu lainnya yang berlaku.
"Sehingga produk yang didistribusikan, mutu dan kualitasnya terjamin dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat," kata Menperin.