Industri Film di Masa Pandemi: Pangkas Biaya Shooting hingga Jualan ke Netflix

6 Oktober 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Netflix. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Netflix. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membuat pemerintah belum mengizinkan gedung bioskop beroperasi. Padahal, 90 persen pendapatan para pembuat film berasal dari bioskop.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi ini, Sutradara, Penulis Skenario, sekaligus Produser Film, Joko Anwar menyarankan kepada sineas tanah air agar tidak memproduksi film yang menelan biaya shooting yang besar.
“Kondisi ini harus disikapi oleh pembuat film. Dan saya rasa strategi film yang selayaknya dijalankan oleh produsen-produsen film, tentu pertama membuat film low to middle budget. Jadi film yang budgetnya sangat besar tentunya sangat riskan untuk produksi,” ungkap Joko dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2020, Selasa (6/10).
Sebab menurut Joko, channel penjualan yang selama ini jadi tulang punggung industri perfilman, yaitu bioskop, tengah mati suri. Hingga kini belum ada kejelasan kapan bioskop akan buka kembali. Pun saat bioskop bisa beroperasi lagi, Joko memprediksi jumlah penonton akan dibatasi.
ADVERTISEMENT
Sehingga khawatirnya, jika biaya produksi tidak ditekan maka pendapatan dari pemutaran film di bioskop tidak mampu menutup ongkos produksi. Menurut Joko, di Indonesia film disebut middle to low budget adalah film yang diproduksi dengan biaya kisaran Rp 2 - 3,5 miliar. Kemudian middle budget adalah film yang diproduksi dengan biaya Rp 3,5 - 6 miliar. Sedangkan film big budget tentunya film yang diproduksi dengan biaya di atas Rp 6 miliar.
Joko Anwar di Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (6/2). Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan
Namun Joko juga tidak menampik bahwa sejatinya banyak film Indonesia yang diproduksi dengan biaya di atas Rp 10 miliar bahkan Rp 30 miliar. Namun menurutnya, film dengan biaya produksi yang rendah menjadi pilihan bijak saat ini.
“Nah untuk produksi film right away setelah pandemi berakhir saya rasa middle to low budget akan sangat visible untuk dilakukan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menekan budget, maka tips kedua adalah para sineas juga harus memproduksi film dengan tidak melibatkan kru dan pemain dalam jumlah besar.
Namun kondisi ini sarat tantangan. Sebab membutuhkan kreativitas penulis skenario yang bisa menghasilkan skenario dengan skalanya kecil namun tetap memiliki cerita yang sangat menarik. Meski demikian menurut Joko, hal tersebut tidak mustahil. Ada sebuah film berjudul The Host yang diputar di platform streaming Shudder menuai pujian karena konsepnya yang minimalis.
Film ini menceritakan tentang sekolompok sahabat yang melakukan ritual pemanggilan arwah menggunakan aplikasi virtual meeting. Menariknya, meski ritual dilakukan secara daring, sang hantu tetap datang menghampiri mereka. “Jadi sangat menarik sekali karena dari segi pembuatannya sangat relevan. Mereka syuting pakai laptop tapi penulis skenario dan sutradara itu berhasil menciptakan sebuah film yang sangat menarik dan dianggap sebagai salah satu solusi untuk membuat film di masa pandemi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tips ketiga, Joko menyarankan agar ke depan para sineas tanah air mulai fokus melakukan penjualan ke platform streaming seperti Netflix, iFlix, Go Play, Disney Plus dan lain sebagainya. Menurutnya sampai bioskop buka kembali secara maksimal, maka platform streaming merupakan alternatif paling baik.
Joko tidak menampik bahwa sebelum pandemi, pembuat film sering kali enggan menjual film mereka ke platform streaming. Alasannya nilai jualnya itu tidak bisa menutup ongkos produksi. Namun menurut Joko, saat ini aplikasi streaming mulai digandrungi masyarakat. Sehingga platform ini pun berbondong-bondong mencari film termasuk dari Indonesia dan berani memberikan nilai jual yang tinggi.
“Jadi sekarang nilai jual platform streaming bisa menutupi bahkan bisa melebihi dari budget yang dihabiskan untuk produksi film di Indonesia. Bahkan sudah bisa untung di jual ke streaming platform dengan adanya situasi seperti sekarang ini,” tegasnya.
ADVERTISEMENT