Industri Garmen Berkembang Pesat, Tapi Kekurangan Tenaga Terampil

13 November 2018 17:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, menampilkan busana hasil desain mereka. (Foto: Dok. Kemnaker RI)
zoom-in-whitePerbesar
Peserta Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, menampilkan busana hasil desain mereka. (Foto: Dok. Kemnaker RI)
ADVERTISEMENT
Garmen merupakan salah satu jenis industri yang berkembang pesat khususnya di Jawa Tengah. Namun perkembangan industri tersebut, disinyalir kekurangan pasokan tenaga-tenaga terampil termasuk desainer fashion.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengharapkan, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang mulai fokus mengembangkan jurusan fashion technology dan manajemen bisnis.
“Kita terus kembangkan pelatihan kerja jurusan fashion tecnology untuk menarik minat generasi milenial,” katanya di BBPLK Semarang, Selasa (13/11).
Ditetapkannya BBPLK Semarang sebagai pusat pelatihan fashion bukan tanpa alasan. Industri garmen di Jawa Tengah yang memang tumbuh pesat tidak dibarengi dengan ketersediaan tenaga terampil sekaligus menguasai konsep dan manajerial.
"Kita buat terobosan. Contoh fashion show tadi, termasuk jaket yang saya pakai, ini adalah hasil up grading kejuruan menjahit BBPLK Semarang yang berubah menjadi fashion technology," ujar Hanif melalui pernyataan tertulis.
Buruh bekerja di Industri Garment (Foto: ANTARA/Saptono)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh bekerja di Industri Garment (Foto: ANTARA/Saptono)
"Tadinya kita berpikir, kalau anak-anak muda diajari jahit saja itu output-nya cuma dua. Satu masuk di pabrik garmen atau wirausaha menjahit di rumah," kata Hanif.
ADVERTISEMENT
Tapi masalahnya kata Hanif kalau masuk industri kemudian terjebak di sebuah pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun. Misalnya, tugas masang kancing baju, sepuluh tahun masang kancing baju aja ini kan kasihan.
"Oleh karena itu, kejuruan menjahit kita up grade agar tidak hanya sekedar menjahit di rumah atau menjadi buruh garmen, tapi juga kita proyeksi menjadi fashion designer kedepan," kata Hanif.
Dalam kesempatan itu, Menaker juga menyaksikan peragaan busana yang merupakan karya para peserta BBPLK. Karya-karya tersebut, sudah ada yang ikut kompetisi fashion di berbagai daerah. “Kita doakan semoga bisa mengikuti kompetisi di Paris," tambahnya.