Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Industri halal Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi yang besar dalam beberapa tahun ini. Berdasarkan paparan Dosen ITS Iwan Vanany, ada tiga sektor industri halal di Indonesia yang tumbuh 51 persen sejak tahun 2017, menjadi USD 1,37 triliun pada tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Adapun ketiga sektor tersebut antara lain: kuliner, kosmetik dan fashion. Menurut Iwan, Indonesia perlu menerapkan sistem blockchain dalam industri halal. Sebab, sistem blockchain akan mendorong setiap rantai pasok terdata secara transparan.
Pasalnya, dalam industri halal bukan hanya persoalan produksi saja. Namun bagaimana keamanan dan transparansi rantai pasok dari supplier khususnya untuk bahan baku.
“Globalisasi produk makanan tidak bisa kita (bendung). Sebuah hidangan itu memiliki bahan baku yang tidak hanya dihasilkan negara tersebut. Tapi dari beberapa negara. Berasnya mungkin dari Pakistan, kemudian daging dari Australia kemudian daging Ayam dari Indonesia. Maka transparansi kebenaran halal ini menjadi kandungan yang penting,” urainya dalam gelaran diskusi virtual halal industri, Kamis (9/7).
Saat ini banyak negara telah mengimplementasikan sistem blockchain dalam industri halal seperti, Korea Selatan dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Jadi food safety dulu dikedepankan. Kita juga aware, juga harus jadi mandatory halal. Maka dua hal ini dengan kata lain, kalau kita melakukan blockchain untuk halal kita harus memastikan di food safety karena saling terkait,” tuturnya.