Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Industri Kaleng RI Keberatan Baja Lapis Timah Kena Pajak Anti-Dumping
4 Mei 2018 12:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan BMAD terhadap Tinplate pada 15 Januari 2014 lalu. Tinplate merupakan bahan pembuatan kaleng. Masa berlaku BMAD ini akan berakhir pada 14 Januari 2019 mendatang.
Sementara, Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) diketahui akan merekomendasikan perpanjangan pengenaan BMAD produk Tinplate pada Menteri Perdagangan RI. Sebelumnya, para pelaku industri kaleng ini juga harus menanggung bea masuk yang cukup tinggi, yaitu sebesar 12,5%. Bea masuk anti dumping yang ditetapkan oleh pemerintah berkisar antara 4,4% hingga 7,9%.
Mendengar hal tersebut, kalangan industri yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Kemas Kaleng Indonesia (APKKI) merasa keberatan dan mengajukan protes.
"Kami melihat indikasi pemerintah akan melanjutkan BMAD karena pihak PT Latinusa mengaku merugi. Sementara, dari analisis yang APKKI lakukan, kerugian PT Latinusa itu bukan karena adanya impor karena manajemen keuangan internal mereka yang kacau," kata Ketua APPKI Halim PW saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Jumat (4/5).
ADVERTISEMENT
Halim kemudian melanjutkan kapasitas produksi Tinplate oleh PT Latinusa hanya sekitar 160 ribu MT per tahun atau 60% dari konsumsi nasional. Sedangkan, konsumsi Tinplate nasional berkisar pada 250 ribu MT per tahun. Sebanyak 40% sisanya harus diimpor oleh pengusaha kaleng di Indonesia.
Sekretaris Jenderal APKKI Arief Junaidi mengatakan, 160 ribu produksi Tinplate lokal tadi tidak semuanya bisa terserap oleh pelaku industri kaleng dalam negeri karena harga yang 9% lebih tinggi dan juga terbatasnya jenis Tinplate.
"Banyak pelaku industri lokal yang menggunakan jenis Tinplate Ba namanya, ini biasanya digunakan sebagai tutup kaleng biskuit atau minuman. PT Latinusa enggak memproduksi, jadi kami terpaksa harus impor. Hal ini juga yang membuat kami enggak menyerap semua produksi lokal," tambah Arief.
ADVERTISEMENT
Bahan baku Tinplate yang banyak dibutuhkan oleh pelaku industri kaleng dalam negeri dijadikan untuk berbagai jenis barang, mulai dari kaleng biskuit, tutup botol, battery jacket, botol parfum, hingga semir sepatu.