Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Industri Kripto Minta Masyarakat Waspada Volatilitas Harga Bitcoin di 2025
10 Maret 2025 21:12 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Indodax, harga Bitcoin mengalami penurunan 3,73 persen (yoy) pda 2023 dan kembali turun 4,14 persen (yoy) pada 2024. Namun, memasuki Ramadan 2025, pasar kripto menghadapi dinamika yang berbeda. Bitcoin sempat mengalami lonjakan hingga 8 persen dalam satu hari, kembali ke level USD 90.000 setelah sebelumnya sempat merosot ke bawah USD 80.000.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, menjelaskan bahwa penurunan ini bukan hanya fenomena musiman, tetapi juga dipengaruhi oleh psikologi pasar yang berubah selama Ramadan.
"Setiap tahun, kami mengamati pola bahwa minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama bulan Ramadan, yang dapat menyebabkan tekanan jual lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya," ujar Oscar dalam keterangannya, Senin (10/3).
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, pemulihan aset kripto didorong oleh sentimen positif terkait rencana Presiden AS Donald Trump yang disebut-sebut ingin mengusulkan cadangan kripto nasional.
"Tahun ini ada elemen geopolitik yang sangat kuat dalam pergerakan pasar kripto. Jika benar ada langkah serius dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari kebijakan moneter, dampaknya akan sangat besar bagi industri kripto secara global," jelas Oscar.
Selain itu, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi volatilitas harga. Oscar menyoroti kebijakan baru Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor sebesar 25 persen terhadap barang dari Kanada dan Meksiko sebagai pemicu ketidakpastian di pasar finansial.
"Kebijakan ekonomi suatu negara, khususnya sebesar Amerika Serikat, dapat berdampak pada arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto. Investor perlu memahami bahwa kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Oscar, strategi investasi yang paling relevan dalam kondisi seperti ini adalah dengan tetap berpegang pada prinsip manajemen risiko yang baik. Ia menekankan pentingnya strategi diversifikasi portofolio agar investor tidak terlalu bergantung pada pergerakan harga Bitcoin semata.
"Diversifikasi bukan hanya soal membeli banyak aset, tetapi juga soal memahami bagaimana setiap aset merespons kondisi pasar yang berbeda. Investor yang bijak selalu memiliki rencana mitigasi risiko," jelasnya.
Lebih lanjut, Oscar melihat bahwa lonjakan harga Bitcoin baru-baru ini juga dipicu oleh meningkatnya partisipasi investor institusional yang mulai memperhitungkan kripto sebagai bagian dari aset safe haven.
"Dulu, Bitcoin sering dianggap sebagai aset spekulatif semata, tetapi kini mulai diperhitungkan sebagai alternatif investasi jangka panjang. Ini adalah perubahan paradigma yang perlu diperhatikan oleh investor ritel," kata Oscar.
ADVERTISEMENT
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.