Industri Makanan & Minuman Sumbang 37,77 Persen ke PDB RI

5 Juli 2022 19:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses produksi minuman di Pabrik Bekasi 1 Coca Cola Europasific Partners (CCEP) Indonesia, Kamis (9/12). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses produksi minuman di Pabrik Bekasi 1 Coca Cola Europasific Partners (CCEP) Indonesia, Kamis (9/12). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri makanan dan minuman (mamin) menjadi salah satu sektor penting yang menunjang kinerja industri pengolahan nonmigas. Pada kuartal I tahun 2022, industri mamin menyumbang lebih dari sepertiga atau sebesar 37,77 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas.
ADVERTISEMENT
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyebut realisasi kontribusi industri tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu 2,45 persen.
“Industri makanan dan minuman adalah salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,” katanya di Plaza Pameran Industri Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (5/7).
Ditinjau dari sisi perdagangan internasional, ekspor produk sektor menembus USD 10,92 miliar di kuartal pertama 2022. Sektor makanan dan minuman mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk mamin pada kuartal pertama 2021 sebesar USD 3,92 miliar.
Dari sisi investasi, sampai dengan kuartal I tahun 2022, realisasi investasi untuk sektor industri makanan dan minuman mencapai Rp 19,17 triliun. Realisasi terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 9,34 triliun dan USD 684,98 juta untuk Penanaman Modal Asing (PMN).
ADVERTISEMENT
Kinerja industri tersebut mulai membaik tidak lepas dari kerja keras seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kementerian dan lembaga terkait hingga kalangan industri.
“Sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan yang positif meski terkena dampak pandemi,” imbuhnya.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Sebagai upaya menekan dampak pandemi COVID-19, pemerintah telah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi. Dengan kebijakan tersebut, kinerja industri mamin diharapkan sebelum pandemi mampu tumbuh sekitar 7 persen hingga 9 persen.
Kemenperin telah mendorong pemberian fasilitas Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar USD 6 per MMBTU bagi sektor industri mamin pada tahun 2022. Upaya ini akan menurunkan biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk industri makanan dan minuman.
ADVERTISEMENT
“Kita berharap fasilitas tersebut dapat segera diberlakukan dan manfaatnya dapat dirasakan oleh industri makan dan minuman,” tegasnya.