Industri Penerbangan Tertekan, Angkasa Pura II Terapkan A-CDM untuk Efisiensi

12 Juli 2020 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Soekarno-Hatta berupaya memenuhi 3 objektif di dalam penerapan ACDM. Foto: Angkasa Pura 2
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Soekarno-Hatta berupaya memenuhi 3 objektif di dalam penerapan ACDM. Foto: Angkasa Pura 2
ADVERTISEMENT
PT Angkasa Pura II (Persero) bakal menerapkan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM), dengan beberapa pihak terkait mulai dari maskapai penerbangan, Air Navigation Service Providers, hingga Air Traffic Flow and Capacity Management.
ADVERTISEMENT
Langkah itu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional bandara. Seperti diketahui, industri penerbangan menjadi salah satu sektor terdampak paling parah akibat pandemi virus corona.
Kondisi tersebut membuat operasional bandara menjadi tidak bisa berjalan normal, karena akses penerbangan maskapai dibatasi pemerintah.
Bandara Soekarno-Hatta berupaya memenuhi 3 objektif di dalam penerapan ACDM. Foto: Angkasa Pura 2
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, mengakui penerapan A-CDM tidak mudah. Namun dapat dilakukan dengan kolaborasi di antara stakeholder. Bandara Soekarno-Hatta menjadi salah satu target penerapan ini dengan memenuhi 3 objektif yang diperlukan.
"PT Angkasa Pura II saat ini tengah dalam proses menerapkan A-CDM secara penuh di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sebelum nantinya diterapkan di bandara-bandara lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu (12/7).
Dalam webinar Center for Strategic and Aviation Studies (CSAS) bertajuk Airport Collaborative Decision Making: Challenge and Opportunities, Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
Awaluddin mengatakan ada 13 tahapan untuk menerapkan A-CDM secara penuh, mulai dari pembentukan organisasi, menetapkan target, hingga memastikan keberlanjutan ketika nanti sudah diimplementasikan. Sejumlah tahapan-tahapan itu, kata Awaluddin, sudah selesaikan.
Bandara Soekarno-Hatta berupaya memenuhi 3 objektif di dalam penerapan ACDM. Foto: Angkasa Pura 2
Dalam proses penerapan A-CDM, kolaborasi di antara stakeholder menjadi bagian penting, tidak bisa lagi hanya menjadi konsep bagi operator bandara, maskapai, air navigation.
Bandara Soetta penuhi 3 objektif ACDM di Tengah COVID-19. Adapun saat ini Soekarno-Hatta sebetulnya telah menerapkan A-CDM namun belum secara penuh.
"Penerapan penuh A-CDM di bandara bertujuan untuk mencapai sebanyak 9 objektif. Saat ini, Soekarno-Hatta bersama dengan stakeholder antara lain AirNav Indonesia berupaya untuk mencapai 3 objektif: Meningkatkan prediktabilitas penerbangan, meningkatkan on time performance (OTP), dan menurunkan tingkat slot yang mubazir/tidak digunakan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, VP Operational Planning & Control Garuda Indonesia, Capt. Fanny Kawulusan, mengatakan kunci utama penerapan A-CDM adalah mengoptimalkan sumber daya dan fasilitas yang ada di bandara.
Dengan begitu, menguntungkan bagi semua stakeholder baik dari airport operator, aircraft operator, air navigation, ground handler, yang ujung-ujungnya adalah kepuasan penumpang pesawat.
Fanny menuturkan, implementasi A-CDM dapat menghasilkan berbagai peningkatan pelayanan mulai dari lebih singkatnya waktu taxi bagi pesawat, antrean yang lebih pendek untuk take off, menghemat bahan bakar, menurunkan kongesti di apron dan taxiway, hingga waktu yang lebih hemat dalam menggunakan gate untuk persiapan keberangkatan atau kedatangan.
Menparekraf Wishnutama dan Dirut AP II Muhammad Awaludin menaiki Skytrain (kalayang) Bandara Internasional Soekarno Hatta. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Dalam platform A-CDM, seluruh stakeholder penerbangan seperti operator bandara, maskapai, air navigation dan ground handling akan saling berbagai seluruh informasi dan data sehingga operasional setiap penerbangan dapat direncanakan dengan baik.
ADVERTISEMENT
VP ANS Data & Evaluation AirNav Indonesia Roy Johanis di dalam webinar menuturkan implementasi A-CDM melengkapi sistem Air Traffic Flow Management (ATFM) yang kini sudah diterapkan.
Menurut dia, ATFM dan A-CDM ini adalah dua hal yang berbeda. ATFM bertujuan mengatur permintaan dan kapasitas bandara. Permintaan harus sesuai kapasitas, kalau berlebih akan terjadi inefisiensi.
Bandara Soekarno-Hatta berupaya memenuhi 3 objektif di dalam penerapan ACDM. Foto: Angkasa Pura 2
Sementara A-CDM, bertujuan improve predictability dan optimize resource. Scope ATFM adalah airspace, sementara scope A-CDM adalah airport.
Adapun implementasi ATFM dan A-CDM dapat meningkatkan aspek keselamatan dan efisiensi di sektor lalu lintas penerbangan nasional yang diprediksi ke depannya berada di 5 besar dunia.
"Fase dari ATFM adalah take off sampai landing, sementara Fase dari A-CDM lebih ke arah pergerakan di airport," ujarnya.
ADVERTISEMENT