Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Pengusaha pengolahan susu mengungkap soal alasan susu dari peternak lokal tidak bisa diserap industri. Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), Sony Effendhi, mengungkapkan salah satu alasannya susu dari peternak tak sesuai standar keamanan.
ADVERTISEMENT
“Kebetulan tuh TPC-nya atau tablet cone-nya (Total Plate Count (TPC) itu tinggi, sehingga enggak sesuai dengan standar food safety, keamanan pangan. Sehingga enggak bisa diterima,” kata Sony kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Senin (11/11).
Bahkan, Sony mengaku pernah menemukan beberapa susu yang dicampur dengan beberapa campuran lain, seperti air sampai minyak goreng.
“Jadi jangan ditambahin air, jangan ditambahin kayak minyak goreng, jangan ditambahin sugar syrup, jangan ditambahin karbonat, jangan ditambahin hydroxide peroxide, kayak gitu-gitu kan,” jelas Sony.
Menurut dia, Industri wajib menjaga kualitas susu agar tetap pada standar. Hal ini dilakukan agar tidak ada korban dari masyarakat.
“Ada (yang dicampur). Jadi kalau itu diloloskan, yang jadi korban kan masyarakat. Jadi kami industri wajib menjaga karena standarnya BPOM itu nggak boleh ada ingredient ini di dalam susu kan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sony juga mengungkap pihak industri juga melakukan pembinaan agar jumlah peternak yang susunya ditolak semakin sedikit. Pembinaan yang dilakukan adalah mengenai kesiapan beberapa alat seperti ember stainless steel sampai metode pemerahan.
“Jadi contohnya kan kami kunjungan ke lapangan, kemudian melihat ini kurang hijenik, praktik ini contohnya ya, embernya itu plastik diganti yang stainless steel. Kami yang bantu, kami sediakan. Lalu secara merahnya harusnya begini, harusnya putingnya itu didip, dicelup gitu ya. Sama kayak betadine supaya yang steril. Kemudian setelah diperah, langsung didinginkan. Jadi nggak nunggu bakterinya tumbuh,” kata Sony.
Sony mengungkap serapan dari industri terhadap susu peternak lokal adalah 20 banding 80. Di mana 20 persen adalah serapan dalam negeri sedangkan 80 persen adalah impor. Untuk impor, Sony menyebut susu berasal dari dari New Zealand, dari Amerika, dari Eropa.
ADVERTISEMENT
“Sekarang 20 (dalam negeri) 80 (impor) harga sih naik turun,” jelasnya.
Serapan Peternak Lokal untuk Dukung Program MBG
Nantinya, untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), Sony bilang akan menyerap susu dari peternak lokal. Jumlah serapan yang dilakukan adalah 100 persen.
“Kalau jumlah susu yang ada sekarang 100 persen pasti diserap,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah AIPS mendukung rencana pembentukan Dewan Persusuan Nasional (DPN), Sony memastikan pihaknya mendukung usulan tersebut.