Industri Yakin RI Bisa Jadi Pemain Kunci Aset Kripto di Asia Tenggara

31 Agustus 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi platform pertukaran kripto FTX. Foto: Sergei Elagin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi platform pertukaran kripto FTX. Foto: Sergei Elagin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chief Marketing Officer (CMO) PT Pintu Kemana Saja (Pintu), Timothius Martin mengatakan, pasar aset kripto di Asia Tenggara memiliki potensi yang sangat besar ke depannya. Menurutnya, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat penting bagi industri kripto secara global khususnya Indonesia yang bisa menjadi pemain kunci di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jumlah investor kripto yang mencapai 20 juta orang hingga nilai transaksi dalam enam bulan terakhir mencapai USD 20 juta. Angka tersebut sangat besar yang disumbang dari satu negara saja," kata Timothius dalam keterangan resmi, Sabtu (31/8).
"Jadi pasar kripto di Asia Tenggara punya potensi yang besar karena didukung oleh regulasi yang ramah sehingga membuat penggunanya bisa berinvestasi dengan aman,” lanjutnya.
Timothius menjelaskan Indonesia menjadi negara yang tanggap dalam mengatur perdagangan aset kripto dengan berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti).
Aturan yang mengkategorikan bahwa aset kripto diakui sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka, aturan tentang deretan aset crypto yang diizinkan untuk diperdagangkan.
Ada juga peluncuran lembaga Self-Regulatory Organizations (SRO) yang diresmikan oleh Bappebti untuk mengawasi perdagangan para pelaku usaha kripto agar dapat berlangsung dengan aman dan transparan.
ADVERTISEMENT
“Kerangka regulasi yang jelas dari BAPPEBTI, hingga dukungan infrastruktur berbagai mitra dari bank-bank besar menjadikan industri crypto dalam negeri dapat tumbuh dengan baik," kata Timothius.
"Saya meyakini juga, adopsi crypto yang sekarang baru mencapai 7 persen dari total jumlah populasi ini akan terus tumbuh karena potensinya masih sangat besar," ujarnya.
Berdasarkan data Bappebti, total nilai transaksi aset kripto mencapai Rp 344,09 triliun pada semester I 2024. Transaksi aset kripto tersebut melesat 353,94 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi masyarakat dalam pasar kripto.
Jumlah investor kripto di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan. Pada Juli 2024, jumlah investor mencapai 20,59 juta, mengindikasikan adopsi kripto yang semakin meluas
ADVERTISEMENT