Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Inflasi di Amerika Serikat diperkirakan kembali meningkat pada April 2025, setelah sebelumnya mencatat rekor terendah dalam sembilan bulan. Tekanan harga mulai meluas, seiring perusahaan bersiap menaikkan tarif akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan.
ADVERTISEMENT
Survei Bloomberg memperkirakan inflasi inti (tanpa pangan dan energi) naik 0,3 persen bulan April, dibanding 0,1 persen pada Maret. Meski begitu, dampak penuh dari tarif impor diprediksi baru akan terasa dalam beberapa bulan ke depan.
Tekanan inflasi juga berdampak pada konsumen. Kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi dan pasar kerja diperkirakan akan terlihat dalam data penjualan ritel yang rilis Kamis.
Setelah naik 1,5 persen di akhir kuartal pertama, penjualan April diprediksi stagnan, dipengaruhi melemahnya permintaan mobil.
Perusahaan kini menghadapi dilema, menaikkan harga untuk menutupi beban tarif, namun risiko kehilangan konsumen makin tinggi. Banyak pelaku usaha akhirnya memilih menunda kenaikan harga, menanti arah kebijakan dagang yang masih berubah-ubah.
Pemerintahan Trump disebut tengah menurunkan sebagian tarif secara sementara untuk mendukung kesepakatan dagang bilateral.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan akhir pekan lalu di Swiss, Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer menyebut terjadi “kemajuan substansial” dalam negosiasi dengan China.
Menurut analis Bloomberg, inflasi masih tertahan karena permintaan yang mulai melambat. Banyak pengecer kesulitan menaikkan harga tanpa kehilangan pembeli, sehingga efek tarif terhadap inflasi mungkin tidak sekuat yang diperkirakan sebelumnya.
Tekanan harga juga tercermin dari survei produsen dan penyedia jasa yang melaporkan naiknya biaya input. Hal ini bisa memicu penyesuaian harga dalam waktu dekat. Data indeks harga produsen (PPI) untuk April yang akan dirilis Kamis akan jadi indikator tambahan.
Sementara itu, The Fed memilih menahan suku bunga pada 7 Mei lalu. Namun bank sentral mulai memberi sinyal bahwa kebijakan perdagangan bisa menjadi sumber tekanan inflasi baru, sekaligus berpotensi meningkatkan pengangguran.
ADVERTISEMENT
Pekan ini menjadi periode krusial. Selain data inflasi dan ritel, pasar akan mencermati laporan klaim pengangguran mingguan, survei ekspektasi inflasi dari University of Michigan, serta data pembangunan perumahan dan produksi industri. Sejumlah pejabat The Fed, termasuk Jerome Powell, juga dijadwalkan memberikan pandangan kebijakan moneter terbaru.