Inflasi AS Melandai Capai 3,3% di Mei 2024, The Fed Mulai Pangkas Suku Bunga?

12 Juni 2024 20:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mata uang dolar Amerika Serikat dan Mata uang hryvnia Ukraina.
 Foto: Valentyn Ogirenko/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Mata uang dolar Amerika Serikat dan Mata uang hryvnia Ukraina. Foto: Valentyn Ogirenko/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) pada Mei 2024 mencatatkan inflasi 3,3 persen secara tahunan (yoy). Angka tersebut lebih rendah dari 0,1 persen dari konsensus pasar.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Rabu (12/6), harga konsumen AS secara tak terduga tidak berubah pada bulan Mei di tengah murahnya harga bensin. Tapi inflasi kemungkinan masih terlalu tinggi bagi bank sentral Federal Reserve (The Fed) untuk mulai menurunkan suku bunganya sebelum bulan September dengan latar belakang pasar tenaga kerja yang terus kuat.
"IHK cenderung lebih rendah sejak mencatatkan pembacaan yang solid pada bulan Februari dan Maret. Dalam 12 bulan hingga Mei 2024, IHK naik 3,3 persen dari 3,4 persen di bulan April," tulis Reuters.
Berdasarkan catatan, inflasi tahunan telah melambat dari puncaknya sebesar 9,1 persen pada bulan Juni 2022. Dengan perolehan di Mei 2024 ini, inflasi terus melampaui target bank sentral AS sebesar 2 persen.
ADVERTISEMENT
Tapi, data pertumbuhan lapangan kerja meningkat pada bulan Mei dan upah meningkat, namun tingkat pengangguran meningkat menjadi 4 persen , pemerintah melaporkan minggu lalu.
Hal itu akan menjadi pertimbangan pejabat The Fed pada hari Rabu waktu setempat. Namun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan bank sentral pada kisaran 5,25-5,5 persen.
The Fed sendiri telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022. Reuters menyebut, pasar keuangan memperkirakan The Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakannya pada bulan September 2024, meskipun keyakinan tersebut semakin berkurang.
"Beberapa ekonom condong ke arah penurunan suku bunga pada bulan Desember, namun ada pula yang tidak begitu yakin bahwa biaya pinjaman akan diturunkan tahun ini," katanya.
ADVERTISEMENT