Inflasi AS Melandai, Pasar Saham hingga Aset Kripto Diproyeksi Menguat

25 Februari 2023 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bitcoin. Foto:  Westend61/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bitcoin. Foto: Westend61/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Inflasi Amerika Serikat (AS) melambat ke 6,4 persen di Februari 2023, dari bulan sebelumnya 6,5 persen. Hal ini diproyeksi bisa menjadi sentimen positif bagi pasar saham maupun aset kripto.
ADVERTISEMENT
"Nilai kripto, khususnya Bitcoin, mengalami kenaikan setelah beberapa data makro ekonomi AS menunjukkan penurunan inflasi. Data tersebut meliputi Indeks Harga Produksi (Producer Price Index/PPI) dan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang memenuhi harapan, serta data pengangguran yang menunjukkan kebijakan ketat dari The Federal Reserve (The Fed),” ujar Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin dalam keterangannya, Sabtu (25/2).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan bahwa, meskipun inflasi AS turun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar bisa mencapai target inflasi tahunan 2 persen. Namun ia optimistis, penurunan inflasi masih mungkin terjadi tanpa resesi dan tekanan ke pasar tenaga kerja.
"Inflasi turun jika Anda mengukurnya dalam basis 12 bulan, tetapi inflasi inti, yang menurut saya akan turun lebih jauh, tetap lebih tinggi dari yang konsisten dengan 2 persen," kata Yellen seperti dilansir dari Reuters.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pada pekan lalu, pasar saham maupun kripto terpengaruh oleh pernyataan dari dua anggota non-voting Federal Open Market Committee (FOMC) yaitu Bullard dan Mester, yang menyarankan untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama guna melawan inflasi.
ADVERTISEMENT
“Faktor pendukung lainnya yang dapat memengaruhi harga kripto yaitu harga dolar AS yang menguat dan mengindikasikan bahwa lebih banyak orang ingin memegang mata uang seperti dolar. Apalagi dolar saat ini juga merupakan trading pair utama pada perdagangan cryptocurrency," jelasnya.
Meski demikian, Timo berharap melambatnya inflasi AS dan pulihnya ekonomi global bisa memberikan dampak positif bai pasar aset kripto. "Tentu kita semua berharap ekonomi global terus menguat yang pastinya dapat memberikan dampak positif bagi perdagangan kripto ke depan,” tambahnya.