Inflasi Kian Tinggi, Reksa Dana Syariah Bisa Jadi Pilihan Investasi

26 Agustus 2022 10:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi reksa dana. Foto: ITTIGallery/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi reksa dana. Foto: ITTIGallery/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lonjakan inflasi dengan penyebab makin beragam harus membuat investor lebih bijak dalam memilih produk investasinya. Angka inflasi Indonesia melonjak hingga 4,94 persen secara tahunan pada Juli 2022, atau merupakan level tertinggi sejak Oktober 2015, didorong oleh beragam faktor.
ADVERTISEMENT
Dari luar negeri, konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai telah berdampak pada melesatnya harga komoditas dunia, terutama pupuk, energi, dan pangan.
Dari dalam negeri, penyebab peningkatan permintaan domestik berasal dari momentum hari besar keagamaan nasional Idul Adha, dan libur sekolah. Sedangkan untuk gangguan pasokan domestik tercatat dari curah hujan tinggi yang menghambat berbagai wilayah sentra produksi makanan dan kebijakan peningkatan harga-harga energi domestik, seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.
Direktur Utama PT Insight Investments Management (INSIGHT), Ekiawan H. Primaryanto menyatakan lonjakan inflasi dengan penyebab makin beragam itu harus membuat investor lebih bijak dalam memilih produk investasinya. Sebab, inflasi yang melonjak signifikan bisa mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi dan volatilitas pasar di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
“Memilih produk investasi yang tepat di tengah kondisi tren lonjakan inflasi akhir-akhir ini, tentu menjadi sebuah langkah bijak,” ujar Ekiawan dalam keterangan tertulisnya (26/8).
Memiliki produk investasi yang tepat, kata Ekiawan, akan jadi senjata ampuh bagi investor untuk meminimalisasir dampak inflasi. “INSIGHT menawarkan Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) yang dapat menjadi solusi dan sarana diversifikasi investasi di tengah lonjakan inflasi, serta mampu bertahan pada kondisi pasar yang sedang mengalami volatilitas tinggi,” lanjutnya.
Menurut Ekiawan, secara historis, imbal hasil (return) yang dicatatkan I-Hajj Syariah Fund cenderung stabil dan tetap tumbuh di tengah tingginya volatilitas pasar. Rahasianya karena produk tersebut menggunakan strategi overweight di sukuk korporasi, yang pergerakan harganya tidak volatile dengan imbal hasil kupon yang menarik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan penerapan kebijakan investasi pada aset sukuk dan pasar uang syariah berperingkat utang minimum A- yang konsisten dimonitor berkala dan ketat, menjadikan I-Hajj Syariah Fund dapat tetap tumbuh dengan risiko yang relatif terukur dalam jangka panjang.
Return satu tahun I-Hajj Syariah Fund per tanggal 29 Juli 2022 tercatat tumbuh 7,18 persen, masih lebih unggul dibandingkan angka inflasi 4,94 persen year-on-year dalam periode yang sama,” ungkap Ekiawan.
Direktur Utama PT Insight Investments Management Ekiawan Heri Primaryanto. Foto: Dok. PT Insight Investments Management
Ekiawan juga menjelaskan, bahwa dalam 10 tahun terakhir imbal hasil I-Hajj Syariah Fund mampu mencapai +90,94 persen, yang secara konsisten melampaui berbagai benchmark terutama pada kondisi volatilitas pasar tinggi, seperti saat The Fed Taper Tantrum, devaluasi mata uang yuan, perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, serta Pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
I-Hajj Syariah Fund berkontribusi sosial melalui program bertema peduli religi, yaitu memberangkatkan saudara-saudara kita yang kurang mampu untuk beribadah ke Tanah Suci. Sejak pertama kali diluncurkan sampai dengan tahun 2022, I-Hajj Syariah Fund telah memberangkatkan 584 orang kurang/tidak mampu untuk beribadah Haji/Umrah.
****
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual saham tertentu.