Inflasi RI Masih Terkendali, Kenaikan Suku Bunga BI Dinilai Belum Mendesak

9 Agustus 2022 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula mengungkapkan bahwa saat ini inflasi domestik masihe terkendali. Sehingga menurutnya, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih belum mendesak untuk dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Dari perubahan suku bunga acuan, Indonesia dan beberapa negara belum menaikkan suku bunganya. Hal ini karena inflasi Asia berbeda dengan kawasan lainnya, di Asia angka inflasi bisa tetap terjaga misalnya pada inflasi inti. Dengan inflasi di level range, belum ada push atau kebutuhan untuk tingkatan suku bunga,"ujar Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Ezra Nazula dalam Market & Economic Outlook secara virtual, Selasa (9/8).
"Sehingga kami perkirakan naiknya suku bunga mungkin akan terjadi di Indonesia, tapi ini belum ada kebutuhan urgent untuk menaikkan suku bunga,” lanjutnya.
Selain itu, Ezra juga mengatakan bahwa pemulihan ekonomi di berbagai dunia sudah mulai terjadi. Sehingga, ia memperkirakan inflasi global juga bisa perlahan kembali stabil.
ADVERTISEMENT
“Jika merujuk harga minyak dunia yang awalnya di level 25 saat ini sudah mulai turun, oleh karena itu jika energi sebagai komponen terbesar dari sisi inflasi turun maka inflasi juga akan ikut turun,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan, normalisasi suku bunga BI di tengah pengetatan global yang agresif dapat mendukung pasar obligasi dan nilai tukar rupiah. Sentimen juga akan menjadi semakin positif ketika tingkat inflasi, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, sudah mencapai puncak.
“Dalam jangka menengah, kami memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun bisa kembali ke kisaran 6,5-7 persen,” sebut Ezra.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Rakyat Indonesia (BRI) Anton Hendranata menyebutkan jarak antara suku bunga Bank Indonesia (BI) dengan Federal Reserve (The Fed) semakin menyempit. Dengan menyempitnya jarak tersebut, dia menyarankan agar BI menaikkan suku bunga acuannya.
ADVERTISEMENT
Saat ini suku bunga acuan BI berada di level 3,5 persen. Sementara suku bunga acuan AS atau The Fed berada di level 2,5 persen.
"Gap itu semakin mengecil dan ini bisa menambah tekanan depresiasi rupiah secara konsisten dalam beberapa periode yang akan datang. Saya kira ini perlu diperhatikan baik-baik," kata Anton dalam Taklimat Media BKF, Senin (8/8).