Infrastruktur Baru, Pintu Rezeki Warga Lokal Bromo-Tengger-Semeru

30 Juli 2022 14:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengerjaan proyek-proyek infrastruktur menjadi pintu-pintu rezeki baru bagi warga di sekitar Kawasan Strategis Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru.
ADVERTISEMENT
Ini salah satunya turut dirasakan oleh Adi Waluyo, pemilik salah satu usaha yang mendapatkan program Sarhunta (sarana hunian wisata) Kementerian PUPR. Kala kumparan berkunjung di warung usahanya di Desa Ngadisari, salah satu pintu masuk kawasan Bromo-Tengger Semeru, di Kabupaten Probolinggo, Adi tampak tengah sibuk melayani beberapa turis mancanegara.
Di warungnya yang diberi nama Warung Satria, Adi menyediakan berbagai makanan untuk para pengunjung yang singgah dan merasa lapar. Ia juga menyediakan mi instan dan berbagai minuman panas sekadar penghangat badan di tengah suhu desa yang berkisar antara 10 hingga 13 derajat celsius.
Bila dulu dari bertani sayur Adi hanya punya penghasilan tak menentu, kini ia bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per bulannya. "Ada kenaikan (keuntungan) satu bulan Rp 2 juta sampai Rp 3 juta," ujar Adi di warungnya pada Kamis (28/7).
Sarhunta di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Berkah yang sama turut dirasakan Sudaryanto, salah satu pemilik usaha homestay alias penginapan tak jauh dari warung Adi. Rumah Sudaryanto itu kini berubah fungsi menjadi penginapan dua kasur, dilengkapi ruang tamu untuk bersantai dan kamar mandi yang menyediakan air hangat.
ADVERTISEMENT
Dengan keberadaan Homestay Darsana ini, Sudaryanto paling tidak mendapatkan penghasilan tambahan dengan biaya sewa per harinya Rp 200.000 sampai Rp 250.000.
"Bantuan ini kita dapatkan dari nol, kita terima dari pembuatan bahan langsung (PUPR), kita tinggal mengelola saja," ujarnya.
Sebelum mengelola homestay ini, Sudaryanto pun hanya mengandalkan pendapatan dari bertani bawang, kentang, sawi hingga kubis. Selain menanam sayur mayur, Sudaryanto juga mengajar di desa tersebut. "Iya pasti ada peningkatan ekonomi," tuturnya.
Sarhunta di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Menjadi petani sayur memang merupakan profesi dan cara bertahan hidup sebagian besar warga Desa Ngadisari. Selain juga sebagian lainnya mulai masuk menawarkan jasa apa saja di sektor pariwisata.
Menurut Kepala Desa Ngadisari Sunaryono, sebagian besar masyarakatnya yang berusia di atas 40 tahun, hanya mengantongi ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sementara untuk warga berusia 40 tahun ke bawah, lebih banyak yang sudah berhasil sampai lulus SMA.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemimpin desa, ia menyatakan warganya mendukung pembangunan berbagai infrastruktur di KSPN Bromo-Tengger Semeru. Dia pun berharap pembangunan juga dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di sana. Semisal dengan memberikan berbagai pelatihan terutama bagaimana warga bisa berkomunikasi dengan turis-turis asing.
"Walaupun nanti sudah terbangun, ini kan dampaknya sangat luar biasa. Harapan kita masyarakat kita harusnya lebih maju. Maka kita sarankan harus diikuti pembangunan SDM, kita siap untuk maju," pungkasnya.
Sarhunta di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya Ali Murtadho mengungkapkan setidaknya Kementerian PUPR meluncurkan program sarhunta ini sebanyak 430 unit pada tahun anggaran 2021. Ini berada di 4 kabupaten yang menjadi pintu masuk Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, yakni Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang.
ADVERTISEMENT
Sementara khusus untuk Desa Ngadisari, terdapat 66 unit yang terdiri dari 32 unit homestay dan 34 rumah untuk fungsi usaha lainnya. "Kalau untuk fungsi usaha (anggarannya) Rp 100 juta. Kalau rumah tinggal Rp 30 juta," ujarnya.

PUPR Bangun Jembatan Kaca hingga Terminal Wisata di KSPN Bromo-Tengger-Semeru

Saat ini, salah satu proyek infrastruktur yang tengah dikerjakan di Desa Ngadisari ini adalah Jembatan Kaca Seruni Point. Jembatan tersebut merupakan jembatan gantung pertama di Indonesia.
Progres konstruksi jembatan kaca di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Jembatan ini akan membentang sepanjang 120 meter di atas ketinggian 80 meter. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I BPPW Jawa Timur Denny Kumara mengungkapkan, progres konstruksi jembatan kaca ini sudah akan mencapai 85 persen di akhir bulan ini.
ADVERTISEMENT
"Untuk pekerjaan nilainya Rp 15,7 miliar, progres akhir bulan sudah 85 persen. Target selesai Desember 2022 peresmian," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik dari segi penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul,” kata Basuki.
Ditjen Cipta Karya menyiapkan dukungan pembangunan 4 gerbang wisata yang dilengkapi rest area sebagai penanda fisik titik strategis jalur masuk menuju KSPN Bromo-Tengger-Semeru.
Suasana di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Keempat gerbang dan rest area yang dibangun berada di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari sebagai pintu masuk dari arah Kabupaten Pasuruan, gerbang di Desa Sukapura sebagai pintu masuk dari arah Kabupaten Probolinggo, gerbang di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo sebagai pintu masuk dari arah Kabupaten Malang, dan gerbang di Desa Senduro sebagai pintu masuk dari arah Kabupaten Lumajang.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk gerbang di Desa Senduro masuk dalam program prioritas Ditjen Cipta Karya tahap II dengan kebutuhan anggaran Rp 68,18 miliar. Progres pekerjaannya saat ini sudah selesai Detail Engineering Design (DED) dan tahap pengumuman lelang konstruksi. Gerbang di Desa Senduro dibangun di atas lahan seluas 1,7 hektar milik Pemkab Lumajang dengan total luas bangunan 14.327 meter persegi.
Selain bangunan gerbang, Kementerian PUPR membangun rest area yang dilengkapi foodcour, workshop dan hall, pusat suvenir, kantor pengelola, toilet umum, panggung terbuka, artificial artwork, ruang terbuka hijau, plaza, dan Tempat Pengelolaan Sampah serta area parkir bus seluas 1.509 meter persegi, parkir mobil seluas 1.212 meter persegi, dan parkir motor seluas 216 meter persegi. Di lokasi tersebut juga dibangun Pasar Agropolitan dengan luas bangunan 176,64 meter persegi untuk menampung UMKM di kawasan sekitar.
Suasana di KSPN Bromo-Tengger-Semeru. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Sementara untuk tiga gerbang lainnya yang berada di Desa Ngadiwono Kabupaten Pasuruan, Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo, dan Desa Wringinanom Kabupaten Malang masih tahap penyiapan DED. Pekerjaan fisik yang akan dilakukan Kementerian PUPR meliputi bangunan gerbang penanda masuk kawasan, rest area, parkir bus untuk transfer moda transportasi, cultural center, dan sarana pengembangan ekonomi lokal atau etalase produk.
ADVERTISEMENT