Ini 3 Perusahaan Indonesia yang Bakal Ekspor Unggas ke Singapura

1 Juli 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (16/11).  Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur ayam di salah satu peternakan di kawasan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (16/11). Foto: Fransisco Carolio/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebanyak 3 perusahaan asal Indonesia telah disetujui oleh Singapura untuk pengadaan atau ekspor unggas. Ini terjadi setelah tim Singapore Food Agency (SFA) telah melakukan country level audit terhadap perusahaan Indonesia untuk persiapan ekspor unggas dan produk turunannya.
ADVERTISEMENT
Senior Director Joint Operations Division Singapore Food Agency Abdul Jalil Abdul Kadir mengungkapkan, Indonesia mempunyai keamanan pangan dan kontrol yang cukup baik untuk dapat melakukan ekspor ke Singapura.
"Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada tim dari Indonesia, sehingga hasil audit ini dapat maksimal," ujarnya sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pertanian, Jumat (1/7).
Sebelumnya, Abdul Jalil menyebut dua perusahaan yakni PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia sebagai dua perusahaan yang telah memenuhi kelengkapan data yang diminta SFA.
Sementara dalam surat resmi yang dikeluarkan SFA, tercatat selain PT Charoen Pokphand Indonesia dan Japfa Comfeed Indonesia, terdapat satu lagi perusahaan yang disetujui yakni PT Ciomas Adisatwa-Plant Pemalang.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah mengungkapkan, pemerintah berharap agar produk unggas Indonesia secepatnya bisa masuk ke pasar singapura. "Targetnya akhir bulan ini produk unggas Indonesia dapat masuk ke Singapura," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Kementan, komoditas unggas saat ini sudah cukup memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan rencana produksi tahun 2022 mencapai 3.884.799 ton untuk daging ayam dan 5.925.386 ton untuk telur.
Nasrullah mengatakan, kondisi surplus ini jadi modal bagi Indonesia untuk mempromosikan produk ke luar negeri, terutama dengan jaminan kesehatan hewan dan jaminan pangan sesuai standar internasional.
Sebagai tindak lanjut audit country level ini, pihak Indonesia telah menyerahkan aplikasi dari 12 pelaku usaha yang siap untuk masuk ke tahap akreditasi oleh SFA. "Kami berharap proses akreditasi ini bisa berjalan secepatnya, sehingga ekspor segera bisa dilaksanakan pada akhir bulan ini," ujar Dirjen PKH Nasrullah.