Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Ini Alasan KCIC Jadikan Bahasa China Syarat Rekrutmen Pramugari Kereta Cepat
1 Oktober 2023 10:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC ) menjelaskan alasan di balik ketatnya rekrutmen pramugari Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Whoosh, ada salah satu syarat yakni kemampuan bahasa Mandarin.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, menegaskan bahasa China atau Mandarin bukan menjadi kriteria mutlak yang harus dimiliki pramugari Kereta Cepat Whoosh.
Dia mengungkap ada alasan lain mengapa pramugari harus bisa bahasa China, yakni persoalan kepemilikan saham dari KCIC sendiri ada konsorsium dari BUMN China.
"Enggak harus kok, kita ajarkan saja supaya familiar. Karena kan sebagian saham kan ada dari BUMN Tiongkok, itu saja. Tapi tidak ada keharusan," kata Dwiyana saat ditemui di JCC Senayan, Jumat (29/9).
Dia menambahkan, selain menguasai terkait kompetensi, faktor penampilan juga jadi penilaian. Namun, tidak ada keharusan menguasai bahasa Mandarin saat rekrutmen, karena KCIC mengadakan pelatihan bahasa tersebut bagi pramugari yang lolos.
"Jadi sekarang sudah bertambah terus. Kita enggak ada kekhususan yang penting secara kompetensi kan kita juga penampilan fisik. Jadi enggak keharusan bisa bahasa Mandarin. Mereka malah kita ajarkan secara masif hanya percakapan sehari-hari aja lah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Total pelamar pramugari KCJB mencapai sekitar 6.000 orang, sementara yang dipilih hanya 12 orang saja. Dwiyana mengatakan jumlah pramugari kereta cepat bisa saja terus bertambah.
Sebelumnya, General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan ada kewajiban pelatihan bahasa Mandarin agar para pramugari tidak terkendala bahasa saat bekerja.
"Ya betul. Terkait pelatihan bahasa memang dilakukan agar mereka dapat berkomunikasi juga dengan tenaga ahli dari Tiongkok, karena sementara proses transfer knowledge dilakukan untuk pengoperasian masih dilakukan oleh tenaga ahli Tiongkok," jelasnya kepada kumparan, Kamis (28/9).
Proyek Kereta Cepat Whoosh memang hasil kerja sama Indonesia melalui sejumlah BUMN khususnya PT KAI dengan China. Meski demikian, Eva memastikan, seluruh pramugari Kereta Cepat Whoosh adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), bukan Tenaga Kerja Asing (TKA).
ADVERTISEMENT
"Setelah proses transfer knowledge [dari tenaga ahli China] selesai dan TKI sudah memiliki kemampuan, maka akan diambil alih seluruhnya operasional oleh tenaga ahli yang sudah terbentuk dari Indonesia," ujarnya.