Ini Biang Kerok IHSG Ambruk hingga 2,12 Persen

6 Februari 2025 16:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tren penurunan yang cukup dalam sejak pagi tadi. Penurunan IHSG masih terus berlanjut hingga penutupan perdagangan sore ini sebesar 2,12 persen ke level 6.875.
ADVERTISEMENT
Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan tersungkurnya IHS disebabkan oleh kebijakan yang diteken oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Implementasi dari Trumpnomics tahun ini juga membuat IHSG kita khususnya mengalami outflow, belum lagi ditambah dengan faktor obligasi yang juga mengalami outflow,” tutur Nafan kepada kumparan, Kamis (6/2).
Fokus pemerintahan Trump dalam menurunkan biaya pinjaman adalah imbal hasil Treasury 10 tahun, bukan suku bunga acuan jangka pendek Federal Reserve atau The Fed.
Nafan juga menyinggung soal pelemahan nilai tukar rupiah juga menjadi korban kebijakan Trump. Sore ini nilai tukar rupiah melemah 48,50 poin atau (0,30 persen) ke level Rp 16.341 per Dolar AS.
Dari sisi domestik, menurut dia ada sentimen baik karena pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,03 persen. Pertumbuhan ekonomi itu lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia sebesar 5 persen.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
“Ini memang jauh dari target pemerintah di 5,2 persen tapi setidaknya masih di atas sedikit dibandingkan forecast dari IMF World Bank, Economic Outlook mengenai prospek per Januari kita di kisaran 5 persen,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mentuip Reuters Investor asing menarik banyak dari saham Asia pada bulan Januari akibat imbal hasil imbal hasil AS Treasury 10 tahun yang lebih tinggi.
Kekhawatiran investor masih terus terlihat akibat potensi penurunan ekspor di bawah tarif tambahan dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Orang asing melepaskan saham senilai USD 12,5 miliar, secara bersih, di India, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina pada bulan Januari, penjualan bersih bulanan ketiga mereka dalam empat bulan.