Ini Bocoran Besaran Dividen Adaro Energy (ADRO) di 2023

Presdir Adaro Indonesia Garibaldi Tohir (kanan) dalam Peringatan 30 Tahun Adaro, di Grand Ballroom Hotel Mulia, Jakarta. Foto: Dok. Adaro

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) merespons terkait pembagian dividen tahun ini seiring dengan alokasi belanja modal (capex) perusahaan sangat besar.

Investor Relations Adaro Energy Indonesia, Danuta Komar mengatakan, alokasi capex tahun ini berkisar USD 400-600 juta atau setara Rp 6,17 triliun-9,26 triliun (asumsi kurs Rp 14.35 per dolar AS). Emiten milik Boy Thohir ini belum memiliki target rasio dividen (dividen payout ratio) di tahun ini.

“Kami tidak memiliki target tertentu untuk dividen payout ratio, namun apabila kita melihat rata-rata sejak IPO dividen payout ratio 40 persen. Kebutuhan capex akan lebih besar sehingga untuk alokasi modal, kami perlu mempertimbangkan kebutuhan capex di masa yang akan datang,” kata Danuta dalam Public Expose Live 2023, Selasa (28/11).

Danuta menyampaikan, untuk pembayaran dividen ke pemegang saham, Adaro Energy biasanya melakukan dua kali pembagian dividen yaitu dividen interim dan dividen final.

Investor Relations Adaro Energy Indonesia, Thomas Coombes (kiri) dan Investor Relations Adaro Energy Indonesia Danuta Komar (kanan). Foto: Dok. Istimewa

“Ada interim dan final. Itu interim biasanya diumumkan akhir tahun, tapi saat ini kami belum ada keputusan atau belum ada pengumuman yang bisa kami sampaikan ke investor, harap ditunggu saja,” ujarnya.

Adaro Energy mencatat arus kas keluar bersih dari aktivitas pembiayaan pada kuartal III 2023 naik 35 persen menjadi USD 1.058 juta terutama karena adanya kenaikan pembayaran dividen. ADRO membagikan dividen tunai sejumlah USD 1 miliar kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2022.

Dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Adaro Energy pada 11 Mei 2023 lalu, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2022 yang mencapai USD 2,49 miliar.

Dari total laba bersih tersebut, USD 1 miliar atau 40,11 persen digunakan untuk pembayaran dividen tunai, terdiri dari USD 500 juta untuk dividen interim dan USD 500 juta untuk dividen final. Sisa laba bersih senilai USD 1,49 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan.