Ini Fakta-fakta Utang Garuda Rp 98 T yang Dibeberkan Erick Thohir

7 November 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers penyelundupan di pesawat Garuda Indonesia. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir saat konferensi pers penyelundupan di pesawat Garuda Indonesia. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Maskapai nasional Garuda Indonesia masih dibelenggu permasalahan keuangan. Total utang maskapai pelat merah yang tengah dinego mencapai Rp 98 triliun.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir pun buka suara terkait penyebab membengkaknya utang perusahaan BUMN transportasi itu. Berikut fakta-faktanya:

Utang Garuda Indonesia karena Korupsi dan Sewa Pesawat

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang tengah dinegosiasi mencapai USD 7 miliar. Angka ini setara Rp 98 triliun (kurs Rp 14.000 per USD).
Erick Thohir menyebut besarnya utang Garuda tersebut disebabkan mahalnya biaya sewa pesawat. Belum lagi ada kasus korupsi di tubuh Garuda Indonesia.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai USD 7 miliar karena leasing costter mahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi. Lagi dinegosiasikan dengan para lessor," kata Erick di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (4/11).
ADVERTISEMENT
Kasus Korupsi Terkait Suap Emirsyah Satar
Sebelumnya, Erick juga sempat menyinggung soal kasus korupsi di Garuda Indonesia. Hal ini berkaitan dengan dugaan suap yang dilakukan mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar pada 2011 dalam pengadaan pesawat CRJ 1000.
"Kami mempertimbangkan tata kelola perusahaan yang baik, transparan, akuntabilitas, dan profesional, di mana melihat keputusan KPK dan Serious Fraud Office (SFO) Inggris terhadap indikasi pidana suap dari pihak pabrikan kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan pesawat CRJ 1000 tahun 2011 lalu. Jadi, poin-poin inilah yang menjadi landasan," ujar Erick.
Ilustrasi logo Garuda Indonesia. Foto: ROMEO GACAD/AFP
Merugi Rp 2,9 Triliun Akibat Pesawat Bombardier CRJ-1000
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pernah membeberkan kerugian yang timbul dari operasional 12 pesawat Bombardier CRJ-1000. Irfan menyebut angka kerugian sebesar USD 30 juta atau setara dengan Rp 426 miliar per tahun (kurs dolar Rp 14.200).
ADVERTISEMENT
“Tidak dapat dipungkiri selama 7 tahun kami operasikan ini. Di setiap tahun itu secara rata-rata kami alami kerugian penggunaan pesawat CRJ ini lebih dari USD 30 juta per tahun,” ujar Irfan dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2).
Armada Bombardier ini menurut Irfan tidak cocok untuk pasar Indonesia sehingga tidak memberikan keuntungan finansial. Sedangkan, perseroan harus membayar biaya sewa untuk 12 maskapai bombardier yang mencapai USD 27 juta per tahun. Bila ditotal, kerugian selama 7 tahun mencapai Rp 2,98 triliun.