Ini Jurus BRI Capai Target Net Zero Emission di 2050

12 September 2024 13:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas yang diselenggarakan di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas yang diselenggarakan di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2024). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI menjadi salah satu perusahaan perbankan yang tercatat memiliki skor Environmental, Social and Governance (ESG) yang cukup baik.
ADVERTISEMENT
Director of Compliance BRI, A. Solichin Lutfiyanto, menjelaskan hal ini karena penanganan ESG yang sudah ditangani oleh divisi khusus yaitu Divisi Compliance (Kepatuhan). Hal ini ia sampaikan dalam diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas yang diselenggarakan di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (12/9).
“Tiap tahun kalau kita lihat di 2022 CEO kami bilang ESG ini bagian dari corporate strategy, maka harus ada divisi yang mengurus ESG. Akhirnya ESG under (divisi) compliance,” ungkapnya.
Setahun setelah itu, BRI juga langsung dapat menentukan target kapan BRI bisa menjadi perusahaan Net Zero Emission. Nantinya, BRI menarget tahun 2050 sebagai target mereka memenuhi Net Zero Emission.
Sebelumnya, BRI meraih skor low risk 17,8 menurut Sustainalytics, rating A pada MSCI ESG rating dan skor ESG 75 pada S&P Global.
ADVERTISEMENT
“Kalau dari hasilnya saat ini ada 3 lembaga rating kredibel kalau untuk mengukur implementasi ESG, BRI salah satu yang lolos risk di Indonesia (Sustainalytics), MSCI juga ratingnya A, satu lagi ada S&P, kita naik sangat signifikan terakhir 2024 di 75,” jelasnya.
"Kalau kita kau mengeklaim mengatasi ESG sepenuhnya itu adalah lembaga kredibel di internasional. Apakah tiba-tiba BRI menjadi A di MSCI, skornya 75 di S&P? Ini adalah hasil, hasil ini tidak akan jadi seperti ini kalau tidak direncanakan dengan baik," jelasnya.
Ekonom Ryan Kiryanto menyebut langkah tersebut sudah tepat. Ia melihat penerapan ESG harus dimulai dari para pemimpin di sebuah perusahaan.
“Untuk kita sukses menerapkan prinsip ESG, harus dari pimpinan puncak, harus menunjukkan perilaku dan pemikiran yang memuat ESG dan ini bisa ditangkap oleh anak buahnya. Omong kosong kita tiap hari ngomong ESG tapi di dalam kesehariannya tidak jalan,” kata Ryan.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebut memang perlu satuan kerja khusus di perusahaan yang berfokus untuk mengelola implementasi ESG. “Unsur pimpinan di setiap unit, di setiap satker itu harus committed. Ke depan ESG tidak hanya jadi jargon tapi merasuk ke pikiran kita, sehingga membentuk kultur baru,” lanjutnya.