Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melejit 149,030 poin atau 2,11 persen ke 7.196 pada penutupan perdagangan Selasa (3/11). Apa penyebabnya?
ADVERTISEMENT
Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai kenaikan itu dipengaruhi konsumsi domestik menjelang Natal 2024.
"Lalu ketika menghadapi pemilu misalnya, dan pilkada serentak, dan kemudian ini kita Natal 2024 itu menjadi sebab, biasanya momentum tersebut itu domestic consumption akan terjadi. Ini akan berikan kontribusi positif perekonomian kita," kata Nafan Aji kepada kumparan, Selasa (3/12).
Nafan mengatakan dampak Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga sudah melandai. Menurutnya, kini mulai terjadi ekspansi manufaktur di Tanah Air. Dengan demikian, kata dia, tingkat pengangguran bisa ditekan dan penyerapan tenaga kerja bisa lebih maksimal.
"Jadi ini agak mulai terjadi ekspansi manufacturing di Indonesia, jadi dengan demikian tingkat pengangguran bisa ditekan dan penyerapan tenaga kerja bisa lebih optimum, ini bisa menjadi benefit dalam rangka untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga, karena hal tersebut tentunya memberikan kontribusi sekitar 50 persen terhadap GDP Indonesia," ungkap Nafan.
Sentimen lanjutan yang membuat IHSG melejit, berkaitan dengan stabilitas inflasi. Nafan menuturkan inflasi domestik secara bulanan cenderung naik di kisaran 0,3-0,8 persen.
ADVERTISEMENT
"Sentimen kedua dari domestik itu berkaitan dengan stabilitas inflasi, kalau secara MoM inflasi kita naik kan 0,3-0,8 persen jika saya ingat karena terjadi domestic consumption. Kalau inflasi umum memang agak sedikit mulai landai," ujar Nafan.
Nafan menambahkan ada faktor sentimen luar negeri yang jadi latar belakang IHSG melejit, yakni masih berkutat pada Trump Effect dan Trump Cabinet Effect.
"Kalau sentimen dari luar negeri itu, ya masih di sekitaran Trump Effect dan juga Trump Cabinet Effect. So far, peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan di bulan Desember masih di atas 60 persen masih cukup oke. Jadi itu salah satu sentimennya," tutur Nafan.